Rini: Banyak Masalah PT Garuda “di Bawah Karpet”

INILAHCOM, Jakarta – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno, mengakui bahwa kondisi PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) dalam kondisi berat.

“Pada dasarnya, saya juga enggak mengerti ada apa di dalamnya,” ujar dia di Kementerian BUMN Jakarta, Selasa (13/6/2017).

Dalam hal ini, dia menyebut perlu adanya pembenahan direksi secara besar-besaran. Alasannya, Rini perlu menguliti satu per satu masalah yang dialami Garuda. “Kita mau bikin profesionalismenya,kita mulai bongkar semuanya yang ada di garuda” ujarnya.

Rini pun mengakui, akhirnya mulai memahami masalah yang ada di Garuda ketika seluruh direksi dibongkar semuanya. “Kita ambil orang yang kuat-kuat, tetapi  kita juga tidak hanya taruh satu orang, namun beberapa direksi kita bongkar pada saat yang sama,” jelasnya.

Rini beralasan, kalau tidak begitu maka bakal ada yang takut untuk membongkar aib yang lain. “Kalau tidak begitu, nanti persoalannya ditaruh di bawah karpet terus, kemudian tiba tiba meledak. Ini yang kita hadapi sekarang harus diakuilah,” terangnya.

BUMN penerbangan ini pada tahun 2016 mencatatkan laba bersih sebesar Rp 124,5 miliar atau 9,36 juta dollar AS. Laba ini turun 88 persendari Rp 1,03 triliun atau 78 juta dollar AS di 2015. Walaupun pendapatan Garuda Indonesia tercatat naik 1,3 persen dari Rp49,5 triliun menjadi Rp50,2 triliun. Kenaikan ini merupakan sumbangan dari kinerja anak perusahaan.

Saham GIAA pada hari ini dibuka di Rp352 per saham. Dalam setahun terakhir harga tertinggi saham GIAA di Rp464 per saham pada 24 Agustus 2016. Sedangkan harga terendah di Rp332 per saham pada penutupan 13 November 2016.

Para pemegang saham PT GIAA antara lain Pemerintah Negara Republik Indonesia (pengendali) (60,54%) dan Credit Suisse AG Singapore TC AR CL PT Trans Airways (25,62%). [hid]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*