RI Masih Dihadang 'Super Dolar AS' Dalam 3 Tahun ke Depan

Jakarta -‎Perekonomian Indonesia diprediksi masih akan terus tertekan dalam 2-3 tahun ke depan, terutama soal pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Isu soal rencana bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) menaikkan tingkat suku bunganya masih akan bergulir dalam waktu lama.

Ketidakpastian ini membuat investor memilih tempat yang paling aman untuk menyimpan instrumen investasi mereka. AS dinilai punya daya tarik tinggi.

Demikian dikatakan Plt Kepala Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Fauzi Ichsan‎ saat ditemui di acara diskusi ekonomi Kajian Stabilitas Sistem Keuangan di Gedung Bank Indonesia (BI), Jakarta, Jumat (8/5/2015).

“Dalam 2-3 tahun ke depan‎, masih akan ada penguatan dolar AS. Masih mengalami super dolar,” katanya.

Fauzi menjelaskan, pasar AS memang dinilai lebih menarik dibanding negara-negara lainnya. Dengan rencana menaikkan tingkat suku bunganya, dimungkinkan banyak dana-dana investor akan ditarik dari negara-negara emerging market termasuk Indonesia untuk disimpan di AS.

“Secara relatif lebih menarik suku bunga naik, ditambah ada prospek di semester II-2015, Fed Fund rate akan naik 50 bps dari 0,25 ke 0,75 persen,” sebut dia.Next

(drk/ang)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*