RI Bisa Ikutan Perang Mata Uang Atau Hanya Jadi Korban?

Jakarta -Perang mata uang sedang terjadi di dunia saat ini. Mau tidak mau, Indonesia akan terkena imbas dari perang kurs ini.

Namun, di mana posisi Indonesia dalam perang mata uang ini? Sebagai partisipan atau hanya sebagai korban?

“Tidak. Mata uang kita sudah terlalu lemah. Kita negara kecil, emerging market, jadi posisi kita itu terbawa arus. Banyak hantaman dari AS, Eropa, China sehingga sistem finansial kita terpengaruh,” ucap Ekonom PT Bank Central Asia Tbk (BCA) David Sumual kepada detikFinance, Kamis (20/8/2015).

Dia menyebutkan, Indonesia merupakan negara berkembang yang ekonominya akan sangat dipengaruhi kondisi perekonomian global terutama dari negara-negara maju.

Ekonomi Indonesia hanya US$ 856 miliar atau 1,16% dari total PDB dunia yang mencapai US$ 74 triliun.

“Kita tidak menyiapkan antisipasinya. Pemerintah saat ini sulit bergerak. Kita harus siapkan agar punya buffer (bantalan) yang kuat,” tegas David.

Seperti diketahui, saat ini banyak negara berlomba-lomba melemahkan mata uangnya. Hal ini sengaja dilakukan supaya daya saing ekspornya naik.

Ingin tahu apa itu perang mata uang? Cek di berita ini.

(ang/dnl)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*