Rencana Rusia Dorong Harga Minyak Naik

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK — Harga minyak dunia naik pada Kamis (28/1) atau Jumat (29/1) pagi WIB, setelah Rusia mengatakan bahwa ia dapat mengadakan pertemuan dengan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) atas kemungkinan pemangkasan produksi minyak mentah yang bisa mencapai sebanyak lima persen per negara.

Patokan harga di pasar AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret, naik 92 sen menjadi berakhir di 33,22 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Sementara patokan harga di pasar Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Maret menetap pada 33,89 dolar AS per barel di London, naik 79 sen dari penutupan Rabu (27/1). Sebelumnya, Brent mencapai tertinggi tiga minggu hampir 36 dolar AS per barel.

Menurut kantor berita Rusia, Menteri Energi Alexander Novak mengatakan bahwa Moskow siap untuk mengambil bagian dalam pertemuan OPEC bertujuan untuk membangun koordinasi. Dia juga mengatakan pembicaraan bisa tentang pemotongan produksi sampai lima persen per negara, sebuah tindakan yang secara tajam akan memperketat pasokan minyak mentah internasional.

Julian Jessop, kepala riset komoditas di Capital Economics, mengatakan usulan itu harus dianggap serius karena Rusia dan Arab Saudi masing-masing menghasilkan sekitar 10 juta barel per hari, yang mewakili hampir 20 persen dari pasokan global. Tapi, ia meragukan pembicaraan tersebut akan menghasilkan sebuah kesepakatan bersama.

Analis Barclays Research juga meremehkan gagasan tersebut. “Kami tetap sangat skeptis bahwa pertemuan tersebut akan menghasilkan pemotongan pasokan kredibel,” kata mereka dalam sebuah catatan analisa.

“Ada kemungkinan bahwa Rusia sedang menguji situasi untuk mengukur seberapa jauh anggota OPEC akan menanggapi ide pemotongan (produksi),” kata Direktur Pusat Kebijakan Energi Global di Columbia University, Jason Bordoff.


Distribusi: Republika Online RSS Feed

Speak Your Mind

*

*