Rencana Pembatasan Produksi Picu Harga Minyak Naik

Kamis, 17 Maret 2016 | 08:41 WIB

Pekerja membongkar kapal bermuatan minyak sawit mentah (crude palm oil) di Pelabuhan Cilincing, Jakarta, 18 Januari 2016. Harga CPO bergerak menguat pada perdagangan Senin (18/1/2016) di bursa komoditas Malaysia hingga menyentuh level Rp7,68juta/ton. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta – Harga minyak dunia berbalik naik atau rebound, Rabu (Kamis pagi WIB, 17 Maret 2016), karena berita bahwa para produsen menyetujui pertemuan April untuk membatasi produksi mereka membayangi penambahan persediaan minyak Amerika Serikat.

Patokan Amerika Serikat, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April, naik 2,12 dolar AS (5,8 persen) menjadi berakhir di 38,46 dolar Amerika Serikat per barel di New York Mercantile Exchange.

Patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Mei, bertambah 1,59 dolar AS (4,1 persen) menjadi ditutup pada 40,33 dolar AS per barel di perdagangan London.

Menteri Energi Qatar, Mohammed al-Sada, mengatakan, produsen-produsen utama dari dalam dan luar kartel OPEC akan bertemu pada 17 April di Doha dalam upaya untuk menstabilkan pasar minyak.

Inisiatif ini didukung oleh 15 negara yang memberikan kontribusi terhadap sekitar 73 persen dari produksi minyak global, kata menteri minyak, yang juga menjabat sebagai presiden Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC).

Menteri Energi Rusia Alexander Novak, yang mendukung inisiatif, mengatakan para produser bisa menyusun deklarasi umum menjelang pertemuan negara-negara yang berniat membekukan produksi minyak mereka pada tingkat yang tidak lebih tinggi dari Januari.

Novak mengatakan pada Rabu bahwa Iran telah menyatakan bahwa ia “siap untuk berpartisipasi” dalam pertemuan tersebut.

Persediaan minyak komersial AS naik 1,3 juta barel menjadi 523,2 juta barel dalam pekan yang berakhir 11 Maret, rekor tertinggi, menurut data Department Energi Amerika Serikat.

Andy Lipow, kepala konsultan energi Houston Lipow Oil Associates, mengatakan pasar memberi bobot lebih untuk pengumuman Qatar daripada berita bahwa persediaan minyak AS tetap tinggi.

“Pasar sebenarnya bereaksi terhadap fakta bahwa OPEC dan produsen non-OPEC akan melakukan pertemuan untuk membahas pembekuan produksi pada April,” kata Lipow.

“Pertemuan itu mungkin langkah pertama bagi produsen-produsen untuk memutuskan apakah mereka akan memangkas produksi di tahun ini dan bagaimana mengakomodasi kembalinya Iran di pasar minyak,” katanya.

ANTARA


Distribusi: Tempo.co News Site

Speak Your Mind

*

*