Reli 7 hari terhenti, emas turun dari US$ 1.200

JAKARTA. Harga emas terkoreksi setelah menyentuh level tertinggi sejak Juni tahun lalu. Pelaku pasar mulai mencari petunjuk akan kenaikan suku bunga The Fed tahun ini lantaran menjadi salah satu sentimen penggerak harga emas.

Mengutip Bloomberg, Selasa (9/2) pukul 20.00 WIB, harga emas kontrak pengiriman April 2016 di Commodity Exchange tergerus 0,48% ke level US$ 1.192 per ons troi dibanding sehari sebelumnya.

Awal pekan ini harga emas sempat menyentuh level US$ 1.200 per ons troi atau angka tertinggi sejak Juni 2015.

Analis SoeGee Futures, Alwi Assegaf mengatakan, harga emas dalam dua bulan terakhir mengalami penguatan cukup signifikan. Sejak akhir tahun lalu, harga emas mencatat kenaikan hingga 12%.

Kekhawatiran ekonomi global memicu aksi jual pada bursa saham. Saham Asia mengalami kejatuhan menyusul penurunan di bursa saham Amerika Serikat (AS) dan Eropa pada awal pekan ini.

Saham – saham perbankan di Eropa berjatuhan lantaran adanya penerapan suku bunga negatif oleh Bank Sentral Eropa (ECB). “Investor meninggalkan aset beresiko dan beralih ke safe haven yakni emas,” papar Alwi.

Di samping itu, kenaikan harga emas mendapat dorongan dari adanya proyeksi bahwa The Fed akan sulit untuk menaikkan suku bunga Maret mendatang. Imbasnya, dollar AS melemah dan pamor emas sebagai aset non bunga menjadi terangkat.

Saat ini pelaku pasar akan terus mengikuti perkembangan di AS. Investor ingin mengetahui apakah dengan kondisi ekonomi global yang masih lesu The Fed mampu menaikkan suku bunga.

Untuk itu, pasar akan mencari tahu hal tersebut melalui testimoni Gubernur The Fed Janet Yellen pekan ini. Jika pernyataan Yellen sama dengan yang dilontarkan saat pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) tahun lalu, yakni masih dalam jalur normalisasi kebijakan, maka kenaikan harga emas bisa tersendat.


Distribusi: Kontan Online

Speak Your Mind

*

*