Reksa Dana Di Surat Berharga Negara Naik Hingga 17,47%


shadow

Financeroll – Kepemilikan reksa dana pada instrumen surat berharga negara melonjak hingga 17,47% sepanjang tahun berjalan ini. Pertumbuhan tersebut cukup signifikan dibandingkan dengan pertumbuhan sepanjang 5 tahun belakangan.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR) kepemilikan reksa dana pada surat berharga negara (SBN) saat ini (per 13 Mei 2015) mencapai Rp53,79 triliun atau tumbuh hingga 17,47% dibandingkan dengan data akhir tahun lalu yang mencapai Rp45,79 triliun.

Pertumbuhan ini cukup signifikan mengingat pada periode yang sama tahun lalu, pertumbuhan kepemilikan reksa dana pada instrumen SBN hanya tumbuh 6,82% dari Rp42,50 triliun pada akhir 2013 menjadi Rp45,40 triliun pada 13 Mei 2014.

Bahkan, bila dibandingkan dengan pertumbuhan sepanjang 2014, pertumbuhan sepanjang tahun berjalan tahun ini jauh lebih tinggi. Sepanjang tahun lalu, kepemilikan reksa dana pada SBN tumbuh sekitar 7,74% dari Rp42,50 triliun pada akhir 2013 menjadi Rp45,79 triliun pada akhir 2014.

Bukan hanya dari sisi nilai, kontribusi kepemilikan reksa dana terhadap total SBN yang diperdagangkan juga naik. Bila akhir tahun lalu, presentase porsi kepemilikan reksa dana di SBN hanya 3,78%, per 13 Mei 2015 sudah mencapai 4,04%.

Vilia Wati, analis PT Infovesta Utama mengatakan ada beberapa faktor yang diduga menjadi penopang melonjaknya kepemilikan reksa dana di SBN sepanjang tahun berjalan ini.

Pertama, faktor kenaikan harga surat utang negara (SUN) selama year to date (ytd) April tahun ini yang sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Hal ini, ikut mengangkat nilai pasar SUN yang dimiliki oleh reksa dana.

Kedua adalah banyak dirilisnya produk reksa dana baru tahun ini juga menjadi penopang kenaikan kepemilikan SBN di reksa dana. Data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menunjukkan sepanjang kuartal I/2015 ada sekitar 71 produk reksa dana baru yang mendapatkan izin penerbitan efektif.

Kemudian, faktor ketiga adalah kenaikan kepemilikan reksa dana di SBN secara month on month (MoM) per Maret dan April yang cukup signifikan meski SUN terkoreksi akibat adanya penambahan porsi obligasi dalam portofolio reksa dana.

Data DJPPR menunjukkan pertumbuhan kepemilikan reksa dana pada SBN memang baru signifikan mulai akhir Maret 2015. Sejak awal tahun hingga 30 Maret 2015, pertumbuhannya hanya 7,64%. Namun, sejak 31 Maret 2015, kepemilikan reksa dana di SBN pertama kali menyentuh angka Rp50 triliun dan terus melonjak.

“Selain itu, juga tidak menutup kemungkinan adanya penambahan porsi obligasi pada portofolio reksa dana campuran akibat koreksi pada bursa saham di April lalu,” kata Vilia.


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*