Realisasi Untung Warnai IHSG, Ini Saran 7 Saham

INILAHCOM, Jakarta – Hingga penutupan sore nanti, laju IHSG diprediksi masih diwarnai aksi ambil untung dalam kisaran support-resisten 5.475-5.525. Inilah rekomendasi untuk tujuh saham.

David Sutyanto, analis First Asia Capital mengatakan, IHSG akhir pekan lalu berhasil menembus level psikologis 5.500 tutup di 5.514,787 (1,2%). “Ini merupakan level tertinggi indeks sepanjang sejarah,” katanya kepada INILAHCOM di Jakarta, Senin (9/3/2015).

Derasnya dana asing yang masuk ke pasar saham menjadi pendorong utama penguatan IHSG sejak Februari lalu. “Sentimen yang mendorong derasnya dana asing yang masuk dari eksternal adalah banjirnya likuiditas global setelah European Central Bank (ECB) pada pertemuannya pekan lalu memutuskan dimulainya program stimulus, bond-buying program, mulai Senin ini dengan nilai sebesar 60 miliar euro atau US$68 miliar tiap bulan hingga September 2016,” ujarnya.

Selain dorongan likuiditas dari zona Euro, sebelumnya langkah China memotong tingkat bunga simpanan dan pinjaman masing-masing 25 bp turut memberikan sentimen positif di pasar.

Dari domestik, langkah Bank Indonesia (BI) pertengahan Februari lalu yang memotong tingkat bunga 25 bp menjadi 7,5%, bergabung dengan kebijakan pelonggaran moneter bank sentral dunia lainnya, ikut mengangkat sentimen positif pasar saham. “Meskipun, itu berdampak negatif terhadap pergerakan rupiah atas dolar AS,” timpal dia.

Sepekan terakhir, IHSG melanjutkan tren bullish menguat 1,2%. Ini merupakan penguatan dalam lima pekan berturut-turut. Sedangkan rupiah atas dolar AS melemah hampir 1% di 12.983 per dolar AS. “Bila dibandingkan dengan posisi akhir tahun lalu, rupiah telah melemah hampir 4,4%,” ungkap dia.

Dana asing yang masuk ke pasar saham dalam bentuk pembelian bersih mencapai Rp893,39 miliar pekan kemarin. Sejak awal tahun pembelian bersih asing mencapai Rp11,71 triliun. Tahun 2014 lalu pembelian bersih asing mencapai Rp42,60 triliun.

Sementara Wall Street akhir pekan lalu dilanda aksi ambil untung setelah pasar merespons berita positif data tenaga kerja AS dengan kekhawatiran percepatan kenaikan tingkat bunga The Fed. Indeks DJIA dan S&P di Wall Street masing-masing terkoreksi 1,54% dan 1,42% tutup di 17.856,78 dan 2.071,26.

Selama sepekan indeks DJIA dan S&P masing-masing terkoreksi 1,5% dan 1,6%. Data tenaga kerja Februari lalu di AS menunjukkan penambahan sebesar 295 ribu di atas perkiraan 240 ribu dan bulan Januari 257 ribu. “Ini membuat angka pengangguran di AS Februari lalu turun ke 5,5% dari 5,7% bulan sebelumnya,” papar dia.

Melanjutkan perdagangan awal pekan kedua Maret ini, laju IHSG diprediksi David, akan diwarnai aksi ambil untung setelah kondisi pasar global ditandai dengan koreksi akhir pekan lalu. “Pasar global mengkhawatirkan kenaikan tingkat bunga The Fed lebih cepat dari perkiraan,” ucapnya.

Perkembangan positif perekonomian AS, lanjut dia, akan mendorong dolar AS terus menguat dan membuat rupiah rawan pelemahan lanjutan.

IHSG akan bergerak dengan support di 5.475 dan resisten di 5.525 rawan koreksi. Secara teknikal, support pertama berada di 5.500 dan support kedua di angka 5.475. Di sisi lain, resisten pertama di angka 5.525 dan resisten kedua di posisi 5.550.

Di atas semua itu, David menyodorkan beberapa saham pilihan sebagai bahan pertimbangan para pemodal. Saham-saham tersebut adalah:


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*