Ramai-ramai mata uang Asia menguat di akhir pekan

TOKYO. Suasana positif secara luas di pasar Asia membantu meningkatkan mata uang berisiko tinggi di Asia pada Jumat (11/9), meskipun analis mengatakan para pedagang cemas menjelang kemungkinan kenaikan suku bunga AS minggu depan.

Suasana positif terjadi pada akhir minggu gejolak global yang tinggi, disebabkan oleh krisis ekonomi Tiongkok dan ketidakpastian tentang rencana suku bunga Federal Reserve AS.

Yen, dianggap sebagai tempat spekulasi yang aman pada saat terjadi gejolak, mundur sebelum terdepresiasi setelah pasar ekuitas Jepang ditutup untuk akhir pekan.

Dollar dibeli 120,45 yen pada perdagangan sore di Tokyo, dibandingkan dengan 120,63 yen di New York pada Kamis sore, sementara euro berada di 136,18 yen dibandingkan dengan 136,01 yen. Mata uang tunggal juga naik terhadap dollar, duduk di 1,1300 dollar dari 1,1275 dollar di perdagangan AS.

Ringgit Malaysia menguat 0,28 % dan won Korea Selatan naik 0,83 %, sementara dollar Australia sedikit lebih tinggi setelah duduk di tingkat terendah enam tahun awal pekan ini. Ada juga keuntungan untuk rupee India dan baht Thailand.

Penguatan itu sejalan dengan kenaikan yang luas di pasar ekuitas regional pada Jumat, yang mengikuti kenaikan di Wall Street.

“Jika sentimen akan memburuk dan yen akan menguat (setelah kenaikan suku bunga AS), BoJ memiliki insentif untuk mendukung pasar,” kata Tomohiro Okawa, seorang penyiasat ekuitas di UBS Group di Tokyo.

“Dalam jangka menengah, yen akan melemah,” kata Okawa kepada AFP, menambahkan bahwa ia memperkirakan depresiasi jangka pendek unit Jepang ke tingkat 117 yen per dollar jika Fed menaikkan suku bunga AS, yang ia lihat sebagai peristiwa terbesar untuk pasar ekuitas global tahun ini.

Fokus sekarang pada pertemuan kebijakan Fed yang berakhir Kamis pekan depan, dengan pendapat pasar terpecah tentang apakah Fed akan menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya dalam sembilan tahun terakhir.

Sementara peningkatan diperkirakan pada akhir tahun, keputusan bank telah dipersuram oleh gejolak baru-baru ini di pasar global yang disebabkan oleh kekhawatiran atas perlambatan ekonomi Tiongkok.

Kenaikan biaya pinjaman kemungkinan akan menghambat investasi dan juga memicu pelarian modal kembali ke Amerika Serikat untuk mencari imbal hasil yang lebih baik, sehingga merugikan pasar negara-negara berkembang.

Pembicaraan perluasan program pembelian obligasi Jepang sudah besar meningkat pada Kamis, setelah seorang anggota parlemen Jepang berpengaruh menyerukan stimulus tambahan dalam wawancara dengan Bloomberg News.

Pada perdagangan mata uang Asia-Pasifik lainnya, dollar mundur menjadi 1,4133 dollar Singapura dari 1,4196 dollar Singapura pada Kamis, menjadi 46,81 Peso Filipina dari 46,87 peso dan menjadi 32,52 dollar Taiwan dari 32,55 dollar Taiwan. Tetapi sedikit menguat menjadi 14.324 rupiah Indonesia dari 14.323 rupiah. Sementara yuan Tiongkok diambil 18,90 yen terhadap 18,95 yen.

Editor: Yudho Winarto.

Sumber: Antara,AFP


Distribusi: Kontan Online

Speak Your Mind

*

*