Raksasa Minyak Ramai-ramai Pangkas Investasi

Jakarta -Ada lagi kabar kurang sedap akibat anjloknya harga minyak dunia. British Petroleum (BP), raksasa minyak asal Inggris, memangkas rencana investasi mereka karena harga minyak yang saat ini masih rendah yaitu di level US$ 50/barel.

Mengutip CNN, Rabu (4/2/2015), BP berencana memotong belanja modal sekitar 20% dan memunda sejumlah investasi. Harga minyak yang turun sampai 50% dalam setengah tahun terakhir begitu memukul kinerja keuangan BP.

“Kami telah memasuki fase yang menantang akibat harga minyak yang rendah. Kami harus mengatur ulang operasional BP, sambil menjaga keselamatan kerja,” kata Bob Dudley, CEO BP.

BP akan mengurangi anggaran eksplorasi dan produksi sampai US$ 20 miliar (Rp 240 triliun) pada 2015. Turun dari rencana sebelumnya yaitu US$ 26 miliar (Rp 312 triliun).

Pada kuartal IV-2014, BP mengalami kerugian sampai US$ 969 juta (Rp 11,63 triliun). Namun pelaku pasar sepertinya masih memaklumi, terlihat dari saham BP yang justru 3% dalam perdagangan di bursa London.

BP juga mengalami kerugian karena memiliki saham 20% di perusahaan minyak Rusia, Rosneft. Pasalnya, Rusia tengah dihantam sanksi oleh negara-negara barat.

Namun BP tidak sendiri. Raksasa minyak asal Tiongkok, CNOOC, juga berencana memangkas anggaran 35% tahun ini. Perusahaan minyak asal Rusia, Gazprom, juga akan mengurangi belanja sebesar US$ 8 miliar (Rp 96 triliun).

Pekan lalu, Royal Dutch Shell enyebutkan akan mengurangi invesatasi sebesar US$ 15 miliar (Rp 180 triliun) dalam 3 tahun ke depan. Chevron, perusahaan minyak asal Amerika Serikat (AS), juga akan memotong belanja sebesar 13%.

(hds/hds)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*