Financeroll – Laju nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu pagi hingga siang, bergerak menguat tipis sebesar dua poin menjadi Rp 12.985 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp 12.987 per dolar AS. Kurs rupiah bergerak mendatar dengan kecenderungan menguat menyusul masih adanya ekspektasi positif dari data cadangan devisa yang diperkirakan kembali meningkat.
Meski demikian, laju penguatan rupiah tertahan oleh sentimen eksternal menyusul turunnya cadangan devisa Jepang sehingga menekan mata uangnya terhadap dolar AS. Situasi itu dapat mempengaruhi mata uang di kawasan Asia, salah satunya rupiah. Pelaku pasar uang di dalam negeri berpotensi memanfaatkan sentimen eksternal untuk mengakumulasi dolar AS. Tetap cermati dan antisipasi jika terjadi potensi pembalikan arah laju rupiah.
Jelang pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), biasanya akan membuat sejumlah mata uang utama dunia cenderung tertekan terhadap dolar AS. Minimnya sentimen data ekonomi domestik membuat pergerakan mata uang rupiah mendatar, sehingga ruang pelemahan masih ada.
Pergerakan rupiah akan didominasi situasi global. Malam tadi, mayoritas data ekonomi AS yang dirilis mulai dari lowongan pekerjaan hingga kredit konsumer naik. Dolar AS masih berpeluang untuk bergerak menguat di kawasan Asia, apalagi jika notulensi pertemuan FOMC kembali mengekspektasikan kenaikan suku bunga the Fed. [Sugeng R]
—
Distribusi: Financeroll Indonesia
Speak Your Mind