Pupus, <i>Rally</i> Karena Ekspektasi Tambahan Stimulus

LondonRally pasar saham global karena ekspektasi tambahan stimulus moneter dari Eropa dan Jepang hanya berumur sangat pendek. Bursa Shanghai anjlok lebih dari 6%, Selasa (26/1) dan indeks-indeks utama Eropa turun karena harga minyak mentah sempat turun lagi di bawah level psikologis US$ 30 per barel.

Jelang sesi perdagangan pagi berakhir, tiga indeks utama saham Eropa turun sekitar 0,50%. Sedangkan bursa Rusia anjlok 3,5% dan nilai tukar rubel merosot karena penurunan lagi harga minyak menghantam salah satu negara produsen energi terbesar tersebut.

“Kejatuhan saham-saham Tiongkok dan berlanjutnya pelemahan harga minyak mentah makin menebalkan kekhawatiran terhadap pertumbuhan ekonomi dunia,” kata Manoj Ladwa, analis dari TJM.

Sekitar pukul 11:00 GMT, harga minyak mentah Brent Laut Utara untuk pengiriman Maret 2016 naik 11 sen menjadi US$ 30,61 per barel. Sedangkan harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret naik sembilan sen menjadi US$ 30,43 per barel dibandingkan penutupan Senin (25/1).

Maskapai Inggris Easyje, Selasa, memproyeksikan lonjakan laba tahunan karena rendahnya harga minyak mentah memangkas biaya bahan bakar. Namun di Asia, kejatuhan bursa Shanghai menyeret turun bursa-bursa Asia lainnya.

Sebelumnya muncul secercah harapan bahwa awal tahun terburuk bagi perdagangan saham dunia akan berakhir, setelah muncul indikasi tambahan stimulus dari Bank Sentral Eropa (ECB), Kamis pekan lalu, dan BoJ, pada akhir pekan lalu mempertimbangkan langkah serupa.

Dua indikasi tersebut memantik optimisme, sehingga harga minyak mentah pun sempat melonjak akhir pekan lalu dan bursa-bursa saham naik tajam. Namun, kalangan anlais mengatakan, eforia tersebut pupus karena pasar minyak mentah masih dibanjiri kelebihan pasokan, sedangkan permintaan tetap lemah.

Selain itu, perlambatan pertumbuhan ekonomi Tiongkok masih berlanjut. Indeks Shanghai anjlok pada Selasa kendati People’s Bank of China (PBoC) menggelontorkan US$ 67 miliar untuk menambah likuiditas jelang liburan Imlek.

Menurut para analis, para pialang di Asia dan Eropa mengikuti penurunan pada Senin di Wall Street. Tiga indeks utama di bursa New York turun lebih dari 1%.

“Sebagian investor kehilangan semangat untuk terus bertansaksi sebelum datangnya Imlek, sehingga pasar sangat rentan terhadap faktor-faktor eksternal,” ujar Zhang Yanbing, analis dari Zheshang Securities.

Indeks Nikkei Tokyo pada Selasa ditutup turun 2,4% dan Hong Kong turun 2,5%. Para pialang menantikan hasil pertemuan kebijakan The Federal Reserve (The Fed), Rabu (27/1) siang waktu Washington dan hasil pertemuan kebijakan BoJ, Jumat (29/1).

Iwan Subarkah/PYA

AFP/Investor Daily


Distribusi: BeritaSatu – Pasar Modal

Speak Your Mind

*

*