PT Garuda Indonesia Meraih Pinjaman Kredit BRI Senilai Rp1,37 Triliun


shadow

Financeroll – Maskapai penerbangan pelat merah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. meraih pinjaman kredit dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) senilai total Rp1,37 triliun untuk modal kerja.

I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra, Direktur Keuangan Risiko & Teknologi Informasi Garuda Indonesia, mengatakan fasilitas tersebut terdiri dari kredit modal kerja impor (KMKI) atau penangguhan jaminan impor (PJI) senilai maksimum Rp1 triliun.

Kemudian, senilai maksimum US$30 juta atau setara dengan Rp375 miliar sebagai fasilitas kredit KMKI/PJI/irrevocable standby loan (SLBC). Fasilitas pinjaman jangka pendek semua, untuk working capital, beli minyak dari Pertamina.

Berdasarkan keterbukaan informasi di PT Bursa Efek Indonesia, pemberian pinjaman tersebut merupakan transaksi afiliasi antar perusahaan BUMN, di mana perjanjian kredit ditandatangani.

Adanya transaksi, dapat meningkatkan kemampuan modal kerja perseroan dengan memperoleh pendanaan untuk pembayaran atas pembelian avtur dan pemeliharaan pesawat serta adanya jaminan atas pembiayaan sewa pesawat.

Garuda dikenakan bunga sebesar 11% per tahun untuk pinjaman dalam bentuk rupiah yang dimanfaatkan untuk KMKI, sementara 8,5% per tahun untuk PJI.

Lalu, suku bunga sebesar 6% per tahun untuk pinjaman dalam mata uang dolar yang dimanfaatkan untuk KMKI, dan 2,25% per tahun untuk PJI.

Sementara itu, Askhara mengaku masih menunggu izin dari Bank Indonesia atas rencana emisi obligasi global senilai US$500 juta yang akan diterbitkan kuartal I/2015. Manajemen telah mengajukan izin pinjaman komersial luar negeri (PKLN) kepada BI sejak akhir tahun lalu.

Global bond yang bakal diterbitkan di Singapura itu rencananya akan digunakan untuk kebutuhan refinancing utang jatuh tempo. Tercatat, emiten berkode saham GIAA itu memiliki utang jatuh tempo pada tahun ini US$350 juta dan US$135 juta pada kuartal I/2016.

Perseroan telah menunjuk penjamin pelaksana emisi atau underwriter yakni DBS Bank Singapura dan Standard Chartered Bank. Izin masih belum keluar dari BI dan BUMN.

Targetnya, penerbitan global bond itu akan menyasar investor Asia. Obligasi berdenominasi dolar AS tersebut akan terhitung ke dalam belanja modal perseroan yang tahun ini direncanakan mencapai US$130 juta, dipangkas 35% dari target awal US$200 juta.


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*