PT Garuda Indonesia Berhasil Meraup Pendapatan Sebesar US$3,93 Miliar


shadow

Financeroll – Maskapai penerbangan pelat merah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. berhasil meraup pendapatan sebesar US$3,93 miliar setara dengan Rp51,09 triliun (Kurs Rp13.000/US$).

Kinerja maskapai penerbangan, pendapatan yang diraih oleh Garuda Indonesia itu meningkat 5,9% bila dibandingkan dengan perolehan setahun sebelumnya US$3,71 miliar atau setara dengan Rp48,23 triliun.

Pendapatan Garuda tahun lalu total US$3,93 miliar, jumlah penumpang yang diangkut mencapai 25 juta.

Meski pendapatan meningkat, emiten berkode saham GIAA itu membukukan rugi bersih hingga US$372 juta atau setara dengan Rp4,83 triliun (Kurs Rp13.000/US$). Padahal, setahun sebelumnya, GIAA masih membukukan laba US$11 juta.

Sebelumnya, Direktur Keuangan & Manajemen Risiko Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra mengatakan manajemen baru optimistis dengan berbagai strategi akan meraup laba pada tahun ini.

“Board of Director Garuda tahun ini menargetkan laba after tax hingga akhir tahun,” ungkapnya baru-baru ini.

Bahkan, sambungnya, meski nilai tukar rupiah terus meningkat, manajemen tetap yakin akan meraup laba. Asumsi nilai tukar rupiah yang dipatok manajemen Rp13.000/US$, diproyeksi emiten berkode saham GIAA tersebut akan tetap meraup laba.

Optimisme itu ditunjukkan dengan pencapaian pada sebulan pertama tahun ini. Pada Januari 2015, dia mengakui telah meraup laba tertinggi selama 3 tahun terakhir, di tengah-tengah kondisi low seasons bagi maskapai penerbangan.

Jika dibandingkan, selama 3 tahun terakhir, periode Januari selalu rugi. Diantaranya, pada Januari 2012 rugi US$9 juta, pada 2013 rugi US$27 juta, dan pada 2014 rugi US$74 juta.

Hingga kuartal III/2014, rugi bersih GIAA mencapai US$219,5 juta atau setara dengan Rp2,63 triliun, melonjak tajam 1.362,62% dibandingkan periode yang sama setahun sebelumnya US$15,01 juta.

Salah satu strategi yang diterapkan GIAA pada tahun ini adalah efisiensi. Sepanjang Januari, GIAA mengklaim telah melakukan efisiensi hingga US$148 juta.

Tahun ini, manajemen memangkas belanja modal hingga 35% menjadi US$130 juta. Bahkan, tahun ini GIAA hanya akan mendatangkan 15 unit pesawat baru dan 11 unit akan ditukarkan kembali kepada pihak lessor.


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*