PT Bank Mandiri Berencana Menerbitkan Surat Utang Senilai Rp8 Triliun


shadow

Financeroll – PT Bank Mandiri Tbk tengah merancang penerbitan surat utang (obligasi) senilai Rp8 triliun dalam rencana bisnis bank (RBB) tahun ini.

Direktur Keuangan dan Strategis Bank Mandiri Pahala N. Mansury mengungkapkan sebelum menerbitkan obligasi senilai Rp8 triliun. Emiten berkode BMRI berencana melakukan sekuritisasi kredit pemilikan rumah (KPR) atau yang dikenal kontrak investasi kolektif efek beragun aset (KIK EBA).

Dalam RBB ada rencana obligasi Rp8 triliun. Realisasi lagi dibicarakan.

Bank Mandiri sempat menunda penerbitan obligasi akibat pelemahan kondisi pasar modal dan bunga yang mencatatkan tren penaikan.

Likuiditas perbankan cenderung ketat, akan tetapi pada tahun ini diperkirakan rasio pembiayaan terhadap pendanaan (loan to deposit ratio/LDR) mencatatkan pelonggaran karena kredit tahun silam yang melambat di kisaran 13%.

Pertumbuhan kredit pada tahun ini akan lebih baik dari tahun sebelumnya, sehingga penerbitan surat utang BMRI masih melihat kondisi domestik.

Pemerintah berencana melakukan penyertaan modal negara (PMN) ditargetkan senilai Rp5,6 triliun, dengan raihan dana hasil penerbitan saham baru (rights issue) sekitar Rp9,3 triliun. Dalam bahan paparan rights issue yang disampaikan ke DPR, jika rights issue dilakukan maka penyaluran kredit pada 2015 akan mencapai Rp635 triliun.

Jika Bank Mandiri melakukan rights issue pada 2015 maka laba diproyeksi akan mencapai Rp21,2 triliun. Namun, proyeksi laba tahun ini tanpa rights issue akan sekitar Rp20,2 triliun, dengan proyeksi net interest margin (NIM) sekitar 6,15% dan LDR menjadi 85,71%.

Dokumen menyebutkan PMN senilai Rp5,6 triliun akan memberikan leverage kredit sebesar Rp74 triliun pada tahun ini. Kredit BMRI diproyeksikan akan mencapai Rp1.516 triliun pada 2020 atau meningkat Rp164 triliun, dibandingkan tanpa rights issue akan senilai Rp1.352 triliun.


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*