Prospek Bisnis dan Utang Garuda di Tengah Penguatan Dolar AS

Jakarta -Kondisi dolar belakangan ini tengah menguat dan membuat nilai tukar rupiah tertekan. Untuk bisnis maskapai ini tentunya sangat berpengaruh. Bagaimana prospek kinerja PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA)?

Direktur Utama Garuda, Arif Wibowo mengatakan, dolar memang tengah menguat dan menyampai Rp 13.000 di penghujung 2014 ini. Namun bagi Garuda dan bisnis maskapai, masih ada kesempatan karena harga avtur turun bersamaan dengan anjloknya harga minyak dunia.

“Avtur itu turun sampai mendekati 60 sen per liter. Artinya terjadi penurunan harga avtur yang cukup drastis juga,” jelas Arif saat ditemui di kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta, Jumat (19/12/2014).

Jadi, ujar Arif, pelemahan rupiah dibantu dengan turunnya harga avtur. Bila rupiah bisa kembali menguat, maka bisnis maskapai akan makin bagus tahun depan.

Pada kesempatan itu Arif membeberkan, 50% dari struktur biaya operasional maskapai adalah avtur, yang juga diukur dengan dolar AS.

“Industri ini menghadapi situasi yang sangat menekan ya. Tapi itu tantangan buat kita. Ibaratnya kalau kita naik pesawat kan ada turbulence ya,” kata Arif.

Sementara soal utang, Arif mengatakan, Garuda akan melakukan restrukturisasi atau refinancing sejumlah utangnya tahun depan. Karena, 70% utang Garuda saat ini dalam bentuk dolar AS.

(dnl/ang)


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*