Produsen Ponsel Batal Investasi di RI, Rupiah Bisa Melemah

Jakarta -Batalnya produsen telepon seluler (ponsel) sekelas BlackBerry dan Samsung berinvestasi di Indonesia akan memberikan dampak buruk untuk fundamental perekonomian. Salah satu dampaknya adalah potensi pelemahan nilai tukar rupiah.

Alasannya, ponsel merupakan produk impor terbesar setelah komponen minyak dan gas bumi (migas). Tanpa eksistensi produsen ponsel di dalam negeri, diperkirakan impor akan semakin deras.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), selama 2013 impor ponsel mencapai 16.470 ton dengan nilai dengan US$ 2,8 miliar.

“Efeknya ya Indonesia akan menjadi pasar dan impor semakin deras. Nominalnya pasti akan besar sekali dan terus bertambah,” kata Ekonom Institute for Development of Economic and Finance (Indef), Enny Sri Hartati, ketika dihubungi detikFinance di Jakarta, Jumat (30/5/2014).

Impor yang besar pastinya menekan neraca perdagangan. Pada gilirannya, akan berpengaruh terhadap transaksi berjalan, neraca pembayaran, dan nilai tukar rupiah.

Seperti yang terjadi pada 2013. Pelaku pasar mencemaskan kondisi internal Indonesia, di mana defisit transaksi berjalan mencapai rekor 4,4% terhadap produk domestik bruto (PDB). Rupiah pun melemah cukup signifikan.

“Selama kita tidak bisa memproduksi sendiri dan mengandalkan impor, maka defisit transaksi berjalan akan terus melebar. Ini berpotensi untuk melemahkan nilai tukar,” kata Enny.

Sebelumnya, Enny menyebutkan bahwa Indonesia memiliki masalah struktural sehingga produsen ponsel kelas kakap dunia masih enggan berinvestasi di Indonesia. Ada 3 masalah utama, yaitu perizinan (termasuk lahan), infrastruktur penunjang, dan isu tenaga kerja.

Berbagai persoalan tersebut tak bisa hanya diselesaikan dengan pemberian insentif fiskal. “Meskipun diberikan insentif fiskal seperti tax holiday sampai 30 tahun juga tidak ada gunanya. Investor memang datang karena tertarik, tapi belum tentu merealisasikan investasinya. Sebab ada masalah yang lebih utama dari itu,” tegas Enny.

(mkl/hds)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*