Produksi Minyak Masih 'Loyo', Hanya 790.000 Barel/Hari

Lhokseumawe -Penurunan harga minyak bumi yang berlangsung beberapa waktu terakhir berimbas pada pendapatan negara dari sektor migas. Kondisi ini diperberat dengan masih rendahnya produksi minyak nasional.

Deputi Pengendalian Operasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Muliawan mengatakan, saat ini produksi minyak masih terbilang cukup rendah, yakni pada kisaran 790.000 barel/hari. Angka ini lebih rendah dari realisasi produksi minyak tahun lalu yang mencapai rata-rata 794.250 barel/hari.

“Produksi minyak nasional masih rendah, hanya 790.000 barel/hari,” ucap Muliawan ditemui di PT Petra Arun Gas, Lhokseumawe, Aceh, Selasa (10/3/2015).

Muliawan mengatakan, penurunan produksi tersebut terjadi karena kondisi alami. Setiap tahun produksi sumur migas pasti turun, tetapi laju penurunan ini yang diantisipasi SKK Migas agar jangan sampai anjlok.

“Apalagi sampai saat ini belum ada proyek migas baru yang beroperasi,” ujar Muliawan.

Namun, lanjut Mulyawan, pihaknya tetap optimistis produksi minyak nasional akan mulai merangkak naik pada bulan ini. Pasalnya, produksi minyak dari Lapangan Bukit Tua yang dikelola Petronas Carigali akan mulai masuk pada maret. Ada juga tambahan produksi dari Blok Cepu yang digarap ExxonMobil Cepu Limited.

“Bukit Tua baru mau masuk. Kemudian, Blok Cepu Maret ini naik dari 40.000 barel/hari menjadi 70.000 barel/hari. Setelah ada produksi dari kedua blok ini, produksi pasti naik,” jelasnya.

Terkait kebakaran di sumur minyak Desa Blang Nisam, Kecamatan Indra Makmue, Aceh Timur yang dikelola PT Medco E&P Indonesia, hal tersebut tidak akan berdampak pada produksi migas nasional.

“Itu sumur tua yang ditutup, tapi oleh oknum masyarakat sekitar dicoba untuk diambil minyaknya. Itu tidak berdampak pada produksi nasional,” tutur Muliawan.

(rrd/hds)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*