Produksi Minyak Iran Terancam Turun


shadow

Financeroll – Produksi minyak Irak diprediksi melambat karena rendahnya harga minyak dalam 6 bulan terakhir membuat Negeri 1001 Malam itu sulit menggelontorkan dana investasi kepada perusahaan minyak internasional yang mengebor minyak di sana.

Gati Al-Jebouri, Wakil Presiden Lukoil Overseas, mengatakan pertumbuhan kapasitas produksi minyak Irak pada 2016 dan 2017 akan menurun. Penurunan harga minyak mentah sampai saat ini membuat kondisi industri minyak di Negara itu sedikit goyah.

“BP Plc., salah satu perusahaan yang mengebor minyak di Irak, hanya bisa memenuhi target produksi minyak bila pemerintah Irak menyetujui nilai investasi yang diajukan,” ujarnya seperti dilansir Bloomberg pada Rabu (22/4/2015).

Rendahnya harga minyak membuat pendapatan Irak dari penjualan komoditas energi itu turun. Hal itu membuat neraca perdagangan dan pertumbuhan ekonomi di Irak terganggu.

Jebouri mengatakan saat ini perusahaan minyak internasional yang mengebor minyak di Irak itu sedang meninjau lebih jauh seberapa pemerintah berani menginvestasikan untuk produksi minyak ke depannya.

Saat ini Irak memiliki utang senilai US$9 miliar untuk pengeboran minyak pada tahun lalu dan mungkin akan meningkat jadi US$18 miliar pada tahun ini.

Untuk ke BP, Irak akan membayar investasi yang dikeluarkan setelah perusahaan minyak itu menyelesaikan pekerjaannya. Pemerintah Irak pun memberikan pilihan kepada perusahaan minyak internasional itu terkait pembayaran utang, melalui uang tunai atau dari minyak per barelnya.

Irak, produsen minyak terbesar kedua di Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) memproduksi sebesar 3,34 juta barel per hari pada bulan lalu. Lalu, menurut data Oil Marketing Co., produksi minyak Irak sampai 16 April kemarin sebesar 2,4 juta barel per hari.

Sebelumnya, pada 2010 Irak menargetkan produksi minyak bisa melonjak menjadi 6 juta barel per hari pada 2018.

Pada perdagangan siang ini, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) turun 1,13% menjadi US$55,97 per barel, sedangkan harga minyak Brent turun 0,66% menjadi US$61,67 per barel.


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*