Privatisasi Haram, IPO 9 BUMN Jadi Pilihan

INILAHCOM, Denpasar Bali – Kemeterian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memastikan tahun ini akan ada sembilan anak usaha BUMN yang bakal melantai di pasar modal.

Hal tersebut dilakukan untuk mencari pendanaan di pasar modal dalam jangka panjang. “Kita akan bawa sembilan anak usaha BUMN untuk IPO ketimbang induk usaha BUMN, “kata Aloysius Klik Ro, Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha, Kementerian BUMN di Bali, Jumat (10/3/2017).

Menurutnya, IPO anak usaha BUMN menjadi pilihan yang tepat ketimbang IPO induk usaha yang dinilai mengalami kesulitan karena persepsi negatif publik bila IPO BUMN selalui dikaitkan dengan privatisasi. Di mana privatisasi sendiri dianggap barang haram karena menjual aset negara, padahal sejatinya aset tetapi dimiliki negara dan hanya konsesi pengelolaan saja yang dibagi dengan pihak swasta.

Selain itu, lanjutnya, untuk mendanai ekspansi bisnisnya BUMN akan tetapi memprioritaskan mencari dana di pasar modal disamping penerbitan obligasi yaitu lewat sekuritisasi. “Kita sudah siapkan dua sekuritisasi anak usaha BUMN, selain penerbitan KIK EBA BTN adalah proyek PLN senilai Rp 10-12 triliun dan bisnis tol road milik proyek BUMN,”tuturnya.

Dirinya menjelaskan, kedepan pihaknya akan terus membuka opsi sekuritisasi BUMN sebagai sumber pembiayaan BUMN bila opsi penerbitan dana lewat surat utang atau bond tidak berjalan.

Disamping itu, Aloysius menegaskan, pihaknya tidak tertutup terhadap underwriting swasta untuk memuluskan IPO anak usaha BUMN. Menurutnya, dengan membuka underwriting yang profesional swasta akan menjadi brandmark bagi underwriter BUMN untuk tetapi bersaing dengan sehat dan bukan sebaliknya perang harga.

Sebelumnya, Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Tito Sulistio pernah bilang, saat ini anak usaha BUMN itu telah melakukan proses di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Diharapkan prosesnya segera selasai dan sahamnya dapat segera dicatatkan di lantai perdagangan BEI.

Dia menilai, proses IPO anak usaha BUMN itu relatif lebih mudah dibandingkan induknya. “Kalau BUMN-nya itu perlu 25 tahap untuk bisa IPO. Kalau anaknya bisa lebih cepat,” katanya.

Tito juga mengatakan bahwa selain anak usaha BUMN, sejumlah perusahaan swasta juga turut menyatakan minatnya melakukan IPO, salah satu di antaranya PT Alfa Energi Investama. [jin]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*