Prediksi BI: Harga Minyak US$ 65/Barel di 2015

Jakarta -Bank Indonesia (BI) mengasumsikan harga minyak dunia rata-rata di tahun ini adalah US$ 65 per barel, lebih rendah dari asumsi pemerintah dalam Rancangan APBN Perubahan (RAPBN-P) 2015 sebesar US$ 70 per barel.

Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juda Agung mengungkapkan, asumsi harga minyak dunia US$ 65 per barel akan menyumbang deflasi 0,24% sepanjang tahun ini.

“Asumsi kami harga minyak US$ 65 per barel sepanjang tahun ini. Kalau asumsinya segitu, bisa menyumbang deflasi 0,24%,” kata Juda saat jumpa pers di Gedung BI, Thamrin, Jakarta, Kamis (15/1/2015).

Menurutnya, harga minyak dunia tidak akan terus merosot. Amerika Serikat (AS) sebagai salah satu penyuplai minyak jenis shale oil, tidak akan jor-joran melepas semua minyak yang dimilikinya. Ini justru akan membuat rugi.

“Pasokan dari AS akan berkurang, karena harga keekonomian shale US$ 60 per barel. Kalau harga terus turun ke US$ 40 misalnya, mereka akan rugi. Sehingga pasokan pasti akan berkurang, jadi harga akan naik lagi sekitar US$63-US$68,” jelasnya.

Selain prediksi harga minyak dunia yang dinilai akan menyumbang deflasi, Juda menyebutkan, penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di dalam negeri juga ikut mendorong deflasi lebih tinggi.

“Kalau BBM Rp 6.400-Rp 6.500 per liter, deflasi akan lebih besar, Januari ini akan deflasi,” pungkasnya.

(drk/dnl)


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*