Hanya poundsterling yang anjlok sendirian diantara rival utama dollar AS yang mendapatkan kekuatan untuk rally seperti euro, aussie dan yen Jepang. Dan di tengah perdagangan perdagangan forex sesi Asia hari Kamis (16/2) pair GBPUSD berhasil rebound setelah 2 hari berturut tertekan hingga jatuh ke posisi terendah dalam 6 hari.
Lihat: Dollar AS Ambruk Namun Bursa Wallstreet Cetak Rekor Lagi
Tekanan jual yang dialami poundsterling sebelumnya didapat dari buruknya data tingkat peningkatan upah di Inggris dibawah periode bulan sebelumnya dan juga ekspektasi nilai yang sama. Namun kemudian terangkat oleh ekspektasi buruk pasar akan data PDB Q4 AS pasca rilis data tingkat inflasi dan data retail sales bulan Januari yang meningkat.
Pergerakan poundsterling sesi Asia (11:30:00 WIB) bergerak konsolidasi terhadap dollar AS, setelah dibuka flat dari perdagangan sebelumnya pada 1.2459 di awal perdagangan sesi Asia, kini pair GBPUSD berada di posisi 1.2463 setelah sempat mencapai posisi tertinggi 1.2471 dan terendah di 1.2463.
Untuk perdagangan selanjutnya hingga penutupan perdagangan sesi Amerika yang berakhir besok pagi, analyst Vibiz Research Center melihat bullish pair GBPUSD secara teknikal dapat bertahan jika rilis data ekonomi AS pada ses malam mengecewakan pasar.
Joel/VBN/VMN/Analyst Vibiz Research Center Editor : Asido Situmorang
—
Distribusi: Vibiznews
Speak Your Mind