PLN Lakukan ISAK 8, Utang Valas Meningkat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sekretaris Perusahaan PT. PLN (Persero) Adi Supriono menyatakan efisiensi biaya bisa mengontrol pengeluaran bagi perseroan. PLN juga melakukan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) 8 mulai 2012 dan berdampak pada utang valas perusahaan.

“Dengan berlakunya ISAK 8, kondisinya berdampak pada liabilitas atau utang valas PLN meningkat signifikan,” kata Adi dalam pernytaan tertulisnya yang diterima ROL, Kamis (30/7).

Ia menambahkan, diberlakukannya ISAK 8 juga ternyata berpengaruh terhadap laba rugi PLN. Menurutnya, laba rugi PLN sangat berfluktuasi yang dipengaruhi nilai tukar rupiah.

Sehingga, lanjut dia, sebagian besar transaksi tenaga listrik mempunyai dampak tertentu. “PLN dengan pengembang listrik swasta yaitu Independent Power Producer dicatat seperti transaksi sewa guna usaha,” ungkap Adi.

Laba operasi atau usaha Perseroan pada Semester I 2015 sebesar Rp24,7 triliun, nilai tersebut turun 14,2 persen sebesar Rp 4,1 triliundibanding periode lalu sebesar Rp 28,8 triliun. Pada waktu yang sama, Perseroan mengalami rugi bersih sebesar Rp 10,5 triliun atau turun sebesar Rp 25,0 triliun dibanding dengan Semester I 2014 sebesar Rp 14,5 triliun.

Menurut Adi, penurunan laba bersih tersebut terutama karena adanya rugi selisih kurs yaitu dari laba kurs Rp 4,4 trilliun pada Semester I 2014 menjadi rugi selisih kurs Rp 16,9 trilliun pada Semester I 2015.


Distribusi: Republika Online RSS Feed

Speak Your Mind

*

*