Pilpres Usai, The Fed Bisa Naikkan Suku Bunga

INILAHCOM, New York – Prospek pertumbuhan ekonomi AS cukup kuat bagi Federal Reserve AS untuk melanjutkan kenaikan suku bunga secara bertahap.

Menurut Wakil Gubernur Fed, Stanley Fischer, saat ini  yang menjadi perhatian The Fed adalah peningkatan biaya obligasi pemerintah AS untuk jangka panjang. Kenaikan tersebut sejak capres asal Partai Republik, Donald Trump meraih suara terbanyak melampaui suara capres asal Partai Demokrat, Hillary Clinton. Treasury dengan tenor 10 tahun mengalami peningkatan drastis.

“Tentu kami akan memantau perkembangan terakhir di bursa saham dan bagaimana respon ekonomi. Kami akan menyesuaikan kebijakan kita jika kita berpikir itu diperlukan,” kata Fischer dalam pernyataan pertama sejak pemilu AS akhir pekan ini, seperti mengutip cnbc.com

.

Namun, Fischer mengakui belum mengetahui arah perkembangan ekonomi AS. Namun masih kuat untuk menerima peningkatan suku bunga secara bertahap. Sebab perkembangan pasar tenaga kerja dan laju inflasi sudah mendekati target The Fed.

“Dalam pandangan saya, prospek ekspansi ekonomi akan stabil sehingga akan memaksimalkan kami untuk melanjutkan peningkatan suku bunga secara bertahap,” jelasnya.

Dengan usainya putaran pilpres AS, The Fed siap melanjutkan stimulus fiskal lanjutan. Fed telah mendesak untuk mengurangi beban pertumbuhan ekonomi dengan kebijakan moneter.

“Pada kebijakan fiskal yang lebih ekspansif, saya pikir banyak anggota komite FOMC The Fed mendukung untuk memiliki kebijakan fiskal yang lebih ekspansif,” jelasnya.

Beberapa pejabat Fed telah mendesak bagi pemerintah mengeluarkan belanja infrastruktur. Sebabs setelah bertahun-tahun mengalami kebuntuan politik di Washington. Akibatnya pertumbuhan ekonomi jangka panjang sangat terbatas.

Pada bulan Desember, The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga. Namun berulang kali kenaikan tertunda dengan pertimbangan produktivias di bawah target. Saat ini suku bunga acuan berada di 0,25% hingga 0,5 persen.
 


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*