Perusahaan Minyak Dunia Siap-siap Gagal Bayar Utang

Jakarta -Masih rendahnya harga minyak dunia membuat kinerja perusahaan migas jalan di tempat. Bahkan, banyak dari perusahaan migas ini yang terlilit utang.

Bahkan dengan utang yang menggunung itu, banyak perusahaan migas berpotensi gagal bayar utang tak lama lagi. Ada juga yang peringkat utangnya yang sudah diturunkan oleh Moody’s.

“Sektor energi sekarang yang paling bermasalah. Ada 79 perusahaan yang berpotensi gagal bayar utang tahun ini, seperempatnya adalah perusahaan minyak,” kata Sharon Ou, Analis Senior Kebijakan Utang Moody’s seperti dikutip CNBC, Senin (22/11/2015).

Para perusahaan energi ini sebelumnya sudah menarik utang cukup besar ketika sedang menikmati masa jayanya, saat harga minyak tembus di atas US$ 150 per barel.

Sementara sekarang harga minyak bergerak di bawah US$ 50 per barel sejak pertengahan tahun ini. Ini bukan situasi yang baik bagi mereka. Alhasil, mereka kesulitan membayar utang-utang yang menggunung itu.

Menurut CEO perusahaan investasi Avenue Capital Group, Marc Lasry, para perusahaan ini menarik total pinjaman sekitar US$ 250-300 miliar awal tahun ini. Jumlahnya jatuh lebih besar ketimbang tahun sebelumnya yang hanya US$ 100 miliar.

Bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), sudah memberi peringatan adanya kredit bermasalah di sektor eksplorasi migas, produksi, hingga jasa energi pada awal November ini.

Perbankan AS juga mulai memberi peringatan terhadak sektor yang sama, seperti Wells Fargo, Bank of America, dan JPMorgan Chase.

Berbagai bank di AS mulai lakukan renegosiasi pinjamannya dengan perusahaan migas, sementara beberapa bank lainnya justru sudah berhenti memberi kredit ke sektor yang sama.

(ang/ang)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*