Pertumbuhan Ekonomi China dalam Pantauan Ekonom

INILAHCOM, Beijing – Gelembung aset dan tingkat utang pemerintah China telah meningkatkan peringatan terhadap ekonomi negara tersebut.

Tetapi tidak seperti awal tahun ini, ada sedikit kegelisahan tentang pertumbuhan ekonomi China saat ini. Sebuah jajak pendapat terhadap 58 ekonom  memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga akan mencapai 6,7 persen.

Artinya pertumbuhan dalam jalur yang stabil terhadap kuartal sebelumnya karena pemerintah memfokuskan pada pengeluaran untuk mengimbangi  booming properti dan melemahnya ekspor. “Dengan tema yang lebih luar tentang soft landing jika tidak ada stabilisasi, rilis data mungkin tidak terlalu mengecewakan,” tulis ekonom di Muzuho, Vishnu Varathan dalam analisanya seperti mengutip cnbc.com.

Booming properti memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga stabil di 6,7 persen. Seperti halnya perkiraan Morgan Stanley.

Sementara ekonom Namura menilai china tidak mengalami pertumbuhan yang berkualitas. Proyeksi tersebut tercermin dari momentum siklus di belakang dukungan fiskal yang kuat. Permintaan perumahan yang kuat dan permintaan eksternal yang lebih baik dari perkiraan. Hal ini lebih sehat dari yang telah diantisipasi di Inggris setelah kemenangan Brexit.

“Perkembangan ini telah berlangsung lebih lama dari yang kami harapkan. Sebagian besar didorong dukungan fiskal yang kuat melallui kegiatan investasi dn penjualan mobil dari beberapa bulan terakhir,” kata ekonom Robin Xin dan Jenny Zheng juga dalam analisasnya.

Pemerintah mengakui ekonomi bergerak lebih baik lebih dari yang diperkirakan dan risiko utang dibawah kendali. Ekonomi China pada kuartal ketiga tidak seperti momentum pada kuartal pertama. Tetapi banyak menunjukkan perubahan positif.

Pemerintah akan mengambil langkah-langkah efektif untuk menjamin pembangunan yang stabil dan sehat dari pasar properti. Data PDB akan mengikuti angka pekan lalu yang menunjukkan penurunan lebih curam dari perkiraan tentang ekspor China dalam mata uang dolar AS di bulan September.

Selain itu terjadi penurunan impor secara tidak terduga.  Ekspor China anjlok hampir 10 persen dalam dolar serta impor turun 1,9 persen.

Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi menjadi 7 persen dari 6,5 persen. Atau lebih lambat dari pertumbuhan global selama dua dekade terakhir.


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*