Pertemuan G-20 Kurang Greget?

INILAHCOM, Berlin – Menteri ekonomi negara-negara maju menjamin untuk mempertahankan perdagangan global yang bebas dan terbuka. Namun menghargai kebijakan AS yang menerapkan proteksionisme.

Namun dalam pertemuan dua hari di Berlin, Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G-20 gagal mengkompromikan kedua kebijakan perdagangan bebas dan proteksionisme perdagangan. Artinya Jerman sebagai tuan rumah pertemuan yang berakhir Sabtu (19/3/2017) gagal melunakkan pemerintah AS untuk tidak memilih proteksionisme.

Dalam perbedaan terbesar dengan pemerintahan baru AS dengan dunia internasional, pertemuan G-20 menghilangkan biaya untuk mengatasi perubahan iklim. Hal ini sejalan dengan pernyataan Presiden AS, Donald Trump yang menegaskan istilah pemanasan global adalah sebuah tipuan.

Untuk kali ini, AS tidak membawa isu-isu penting dalam pertemua tersebut. Pertemuan yang rencananya menghasilkan banyak konsensus, namun berlangsung hanya dialog dan pembicaraan non-konfrontatif. Mereka mengesampingkan kesempatan untuk membuat kesepakatan untuk masa depan.

“Ini adalah G-20 pertama saya, Jadi apa yang ada di komunike terakhir belum tentu relevan dari sudut pandang saya,” kata Menteri Keuangan AS, Steven Mnuchin di sebuah resort di Jerman seperti mengutip cnbc.com.

“Saya mengerti apa keingian dan kebijakan presiden (AS). Dan saya menegosiasikan dengan mereka di sini. Saya tidak lebih bahagia dengan hasilnya.”

Dengan America First, Trump mencoba menarik diri dari perjanjian perdagangan. Dia mengusulkan pajak baru untuk impor. Trump juga beberapa kali menyerukan untuk negosiasi ulang karena dinilai tidak adil bagi para pekerja AS.

“Kami percaya dalam pasar bebas, kami berada di salah satu pasar terbesar di dunia. Kami menjadi salah satu mitra terbesar di dunia. Perdagangan telah baik bagi kami, itu menjadi lebih baik untuk orang lain. Karena itu kami ingin memeriksa lagi perjanjian tertentu,” lanjut Mnuchin.

Sementara beberapa pihak menyatakan furstasi, seperti Menkeu Prancis, Michael Sapin. “Ini tidak berarti bahwa kita tidak bersatu,” kata Menkeu Jerman, Wolfgang Schaeuble. “Ini benar-benar tidak terbantahkan, kami menentang proteksionisme.”

Sementara yang lain menyarankan untuk pertemuan para pemimpin G-20 di Hamburg bulan Juli untuk membahas tentang perdagangan internasional lagi. Hal ini menjadi kesempatan AS untuk menjelaskan kebijakannya.

“Ini bukan pertemuan yang baik bagi kami. Tetapi kami menghindari backtracking,” kata utusan ekonomi dari Uni Eropa, Prierre Moscovici. “Saya berharap di Hamburg hasilnya akan berbeda. Kami membutuhkannya ini adalah raison detre untuk G-20.”

Berbeda dengan pertemuan G-20 di Prancis yang sepakat untuk menggalang dana untuk mengatasi perubahan iklim, kali ini dianulir. Pengusungnya adalah AS dan Arab Saudi.

Trump telah menyarankan pemanasan global merupakan tipuan yang disebarkan China untuk menyakiti industri AS. Trump bersikeras untuk menggunakan memo terhadap kesepakatan iklim di Paris. Saat itu untuk membatasi emisi gas rumah kaca.

Administrasi Trump pada Kamis pekan ini mengusulkan memangkas 31 persen untuk anggaran Environmental Protection Agency. Gedung Putih berusaha untuk menghilangkan program perubahan iklim dan trim inisiatif untuk melindungi kualitas udara dan air.

Saat ditanya tentang dana perubahan iklim, Mick Mulvaney, direktur anggaran Trump, mengatakan pada hari Kamis: “Kami menganggap bahwa untuk menjadi buang-buang uang.”


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*