Pertamina Pangkas Belanja Dolar

Senin, 28 September 2015 | 12:18 WIB

Ilustrasi mata uang dolar Amerika. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta – PT Pertamina (Persero) akan menurunkan transaksi pembelian dolar Amerika Serikat sampai 50 persen dari transaksi normal harian. Langkah ini adalah aksi korporasi perusahaan menyikapi fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.

“Kami selama ini melakukan pembelian valas dalam jumlah besar untuk pengadaan minyak mentah dan produk minyak dan LPG serta pembiayaan proyek-proyek investasi,” kata juru bicara Pertamina, Wianda Pusponegoro, dalam siaran pers tertulis, Senin, 28 September 2015.

Wianda mengatakan pengurangan belanja dolar sebagai mitigasi risiko perseroan menyusul fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang sangat dinamis. “Selain menurunkan transaksi pembelian dolar, kami sebelumnya sudah melakukan aksi hedging,” ujarnya.

Kendati mengurangi pembelian valas, kata Wianda, Pertamina optimistis dapat memenuhi kewajiban pembayaran, baik dalam bentuk rupiah dan valas kepada mitra usaha. Untuk mengatasi selisih antara kebutuhan dan pembelian dolar, perusahaan akan menjalin skema trade financing dengan perbankan.

Skema ini memanfaatkan fasilitas kredit jangka pendek yang disediakan oleh perbankan, baik BUMN, swasta nasional, maupun perbankan internasional. “Jadi, ke depan Pertamina akan lebih memanfaatkan komitmen credit line yang sudah dimiliki dibandingkan dengan mencari US$ di pasar spot,” ujarnya.

Selama ini Pertamina melakukan pembelian valas dari tiga bank BUMN, yaitu Bank Mandiri, BRI, dan BNI yang selalu dilaporkan kepada Bank Indonesia. Sejak bulan Juni lalu Pertamina telah mengimplementasikan transaksi lindung nilai (hedging) dengan membeli valas secara forward dan telah mendapatkan fasilitas perbankan berupa forex line untuk transaksi lindung nilai dari tiga bank dalam jumlah signifikan.

AYU PRIMA SANDI


Distribusi: Tempo.co News Site

Speak Your Mind

*

*