Pertamina Memilih Efisiensi Maksimal Ketimbang Pecat Pegawainya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  — PT Pertamina (persero) menegaskan hingga kini perusahaan belum melakukan pemutusan hubungan kerja, imbas dari penurunan harga minyak dunia. Bahkan, harga minyak Brent sempat turun ke level di bawah 28 dolar AS per barel.

Pertamina lebih memiliki memangkas biaya operasi di hulu dan efisiensi dalam hal pengadaan barang dan jasa. Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan, kebijakan efesiensi secara optimal dipilih dibanding mengurangi pegawai dengan PHK.

“Kita punya kerjanjian kerja bersama, sejauh ini masih mengupayakan efisiensi dari pada milih PHK,” kata Wianda, Kamis (4/2).

Sejauh ini, dia mengaku perseroan berhasil melakukan efisiensi. Dari target efisiensi tahun 2015, Pertamina berhasil mendapat 680 juta dolar AS.

“Target efisiensi 2015 500 juta dolar, pencapaian 680 juta dolar, kita efisiensi dari tata kelola arus migas 225 juta dolar,” ujar dia.

Sebelumnya, Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengaku akan mencari jalan lain dulu ketimbang memPHK sejumlah karyawannya.

“PHK pilihan terakhir, kalau bisa kita sama sama puasa kurangi kesejahteraan dan yang penting kita survive,” ujar dia.

Meskipun anjloknya harga minyak dunia belum juga menunjukkan tren kenaikan yang signifikan, Dwi mengaku belum melakukan pemangkasan jumlah karyawan.

“Belum (PHK),” katanya.


Distribusi: Republika Online RSS Feed

Speak Your Mind

*

*