Permintaan Emas Pada Perayaan Monsoon Diperkirakan Naik Dua Kalilipat


shadow

FINANCEROLL – Emas menjadi sangat istimewa di India, konsumen emas terbesar kedua di dunia setelah Cina, dimana permintaan emas diperkirakan akan naik dua kali lipat pada akhir Oktober ini. Jatuhnya harga emas saat ini disisi lain membuka peluang bagi para parajin emas untuk berbelanja emas dan membuat perhiasan sebelum Diwali datang.

Bea yang harus dibayar oleh para perajin perhiasan kepada bank dan pedagang utama diperkirakan akan naik $20 per ons, lebih mahal dari harga di bursa London saat festival Diwali, posisi yang sebelumnya terjadi di awal bulan Juli. Umat Hindu di India akan melaksanakan Diwali pada 23 Oktober nanti.

Emas di bursa Mumbai dalam satuan harga Rupee nampaknya akan masuki era penurunan yang panjang sejak Juni 2014 dengan kerugian di kuartal kini seiring dengan jatuhnya harga emas secara global oleh menguatnya Dolar AS dan prospek kenaikan suku bunga AS. Penjualan perhiasan emas di India dan Cina, sebagai konsumen terbesar dunia umumnya akan naik di kuartal empat sebelum perayaan dan musim menikah berlangsung. India sendiri pada tahun lalu mengeluarkan kebijakan yang membatasi impor emas batangan untuk mengurangi defisit anggaran negara.

Selama beberapa bulan ini, konsumen Emas di India menahan diri dengan melangitnya harga emas, dan kini setelah harga emas runtuh mereka kembali membeli emas sekaligus persiapan menjelang perayaan Diwali. Para konsumen ini menyadari bahwa pemerintah India belum tentu akan mengkendurkan kebijakan impor emas dalam waktu pendek ini, dengan pertimbangan itulah masyarakat India tidak menunda-nunda untuk membeli emas disaat harga jatuh kali ini. Bagaimanapun juga harga menjadi dasar pertimbangan utama.

Kuartal ini, harga emas dalam perdagangan berjangka mengalami penurunan sebesar 4.4 persen ke 26,558 Rupee ($432) per 10 grams di the Multi Commodity Exchange of India Ltd.  – Mumbai. Harga emas batangan dari Bursa London dikisaran $1,210.43 per ons.

Permintaan perhiasan dan investasi emas di India mengalami penurunan sebesar 34 persen, tinggal sebesar 394.4 metrik ton dalam semester pertama 2014 ini. Data dari World Gold Council yang berbasis di London ini menyebutkan pula bahwa pembatasan impor emas menjadi salah satu factor utama jatuhnya permintaan emas dari India. Diperkirakan, permintaan di tahun ini akan sekitar 850 ton – 950 ton.

Permintaan emas di India secara relatif memang masih berkembang dan diyakini masih bisa diayas 800 metrik tor pertahun. Bersama-sama dengan Cina, permintaan emas fisik dari India juga akan meningkat terlebih dengan jatuhnya harga saat ini. Permintaan emas mengalami kenaikan setelah para konsumen percaya diri dengan membaiknya kondisi domestik India yang berhasil memilih pemerintahan baru Perdana Menteri Narendra Modi. PM. Narendra Modi menitik beratkan program kerjanya pada upaya menurunkan harga pangan, selain juga membangkitkan perekonomian setelah terkapar dalam satu dekade ini.

Prospek kenaikan harga emas di bursa Mumbai juga membuat saham-saham terkait dengan perdagangan emas mengalami kenaikan pula. Titan, salah satu produsen perhiasan besar di India, pekan ini mencatat kenaikan tertinggi dan sepanjang tahun ini mengalami kenaikan sebesar 70 persen. Tribhovandas Bhimji Zaveri Ltd.  naik 18 persen di 2014, sementara Rajesh Exports Ltd. (RJEX) melonjak 85 persen. Indek S&P BSE Sensex naik 25 persen tahun ini, sementara Rupee menguat kembali 13 persen dari posisi terendah sejak Agustus silam.

Sementara para pembeli perhiasan menjadi girang dengan jatuhnya harga emas saat ini, kondisi ini justru membuat para investor kehilangan selere menjelang Diwali. Masyarakat India membeli emas batangan selama musim Monsoon dan bagi pasangan yang menikah, emas ini akan menjadi perhiasan bagi pengantin dan juga bagian dari acara pernikahan. Monsoon ini mulai pada akhir Agustus dan puncaknya saat Diwali pada Oktober nanti, diikuti dengan musim pernikahan. The strength of the monsoon, which helps to determine the nation’s agricultural output, can influence gold demand.

Monsoon sepenuhnya memang baik, aksi beli yang dilakukan masyarakat pedesaan akan meningkat pula. Lebih dari 75 persen wilayah di India akan mendapat hujan tahun ini, begitu perkiraan Badan Metreologi India. Sekitar 833 juta penduduk India dari 1,2 milyar total penduduknya tergantung kepada sektor pertanian. Sektor ini menyumbang 14 persen PDB nasional. Dengan inflasi India yang menurun, kini sebesar 3.74 persen di bulan Agustus, terendah dalam lima tahun ini maka akan membuat masyarakat India lebih banyak memiliki uang untuk dibelanjakan. (Lukman Hqeem | @hqeem)


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*