Perlukah Me-reshuffle Strategi Forex ?

Strategi trading adalah alat mencapai tujuan

Jika seorang presiden butuh kabinet yang mantap untuk menggerakkan roda pemerintahan dengan baik, maka seorang trader butuh strategi trading yang baik pula untuk mencapai tujuan akhir: profit konsisten.

Tidak ada strategi trading yang sempurna, dalam arti tidak ada strategi yang bisa bekerja dengan baik di segala situasi pasar. Ada kalanya sebuah strategi tidak bisa berjalan dengan baik. Misalnya, strategi yang berbasis trend following tidak akan bisa memperoleh profit sesuai keinginan ketika pasar sedang bergerak dalam kondisi sideways. Sebaliknya strategi untuk pasar sideways juga tak berhasil diterapkan saat pasar sedang trending.

Jadi, benar-benar ada saatnya sebuah strategi trading tidak bisa dijalankan. Padahal strategi adalah salah satu alat yang diperlukan dalam trading dan fungsinya sangat penting.

Lalu bagaimana cara menyiasatinya?

Evaluasi

Karena terbatasnya kemampuan strategi trading yang tidak “tahan segala cuaca”, maka Kamu perlu melakukan evaluasi secara berkala yang disesuaikan dengan keadaan pasar terkini.

Jika Kamu mendapati sistem trading tersebut tidak bisa memberikan hasil maksimal, atau bahkan memperoleh kerugian yang lebih besar daripada profit dalam kurun waktu tertentu (misalnya sebulan), itulah saatnya evaluasi perlu dilakukan. Jangan menunggu sampai uang Kamu terkuras habis untuk menyadari bahwa ada yang salah dengan strategi yang Kamu jalankan.

Demikian juga jika ternyata profit yang Kamu peroleh melampaui keinginan Kamu, perlu juga dilakukan evaluasi. Dengan evaluasi, Kamu akan mengetahui di situasi pasar seperti apa – atau di currency pairyang mana – strategi Kamu mencapai performa terbaiknya.

Kembali dulu sebentar ke evaluasi.

Tadi disebutkan bahwa Kamu perlu bisa mengenali gejala bahwa ada sesuatu yang tidak beres pada strategi trading forex Kamu sebelum “sesuatu” itu menggerogoti modal Kamu sampai habis. Salah satu parameternya – di atas sudah disampaikan – adalah ketika persentase kerugian lebih besar daripada persentase profit.

Cari tahu apa yang “salah”. Apakah Kamu sudah benar-benar mematuhi aturan dari strategi tersebut? Jika ya, maka coba perhatikan situasi pasar saat loss beruntun itu terjadi. Apakah strategi yang Kamu jalankan sesuai dengan situasi pasar saat itu?

Jika jawabannya adalah “tidak” – misalnya pasar sedang sideway selagi Kamu menerapkan strategi trend following – maka itulah saatnya Kamu melakukan reshuffle. Ganti strategi dengan menerapkan strategi untuk pasar sideway. Untuk itu tentu Kamu perlu mempunyai semacam strategi cadangan, atau – istilah saya – backup plan.

Seiring perkembangan pengalaman dan pengetahuan Kamu, tidak menutup kemungkinan ada beberapa parameter strategi yang perlu diganti. Misalnya, jika Kamu menemukan bahwa ada indikator yang lebih cocok dengan gaya trading Kamu, maka tidak ada salahnya Kamu mengganti indikator lama dengan yang baru itu. Tentu saja sebelum melakukan hal itu, Kamu perlu benar-benar sudah mempelajari dengan baik indikator yang baru tersebut, dalam arti telah mengenali keunggulan dan kelemahannya. Semacam fit and proper test-lah. Ternyata langkah cabinet reshuffle mirip dengan yang dilakukan oleh para trader.

Jadi, jangan takut untuk me-reshuffle strategi trading Kamu.  Tidak ada kekuatan politik mana pun yang bisa menghalangi “hak prerogatif” Kamu itu. Apalagi kalau cuma broker forex.

Speak Your Mind

*

*