Perdagangan Defisit, Rupiah Kian Terperosok

INILAHCOM, Jakarta – Dalam sepekan terakhir, nilai tukar rupiah melemah 212 poin. Salah satu pemicunya adalah defisit neraca perdagangan Indonesia yang membengkak. Seperti apa?

Berdasrkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), dalam sepekan terakhir rupiah melemah 212 poin (1,82%) ke posisi 11.823 pada pekan yang berakhir Jumat, 6 Juni 2014 dibandingkan akhir pekan sebelumnya 11.611 pada Jumat 30 Mei 2014.

“Laju nilai tukar rupiah masih di zona merah sepanjang pekan kemarin. Tren menurunnya Rupiah kembali terjadi setelah rupiah sempat merasakan kenaikan tipis di akhir bulan Mei,” katanya kepada INILAHCOM, di Jakarta, Minggu (8/6/2014).

Meski rilis inflasi bulan Mei masih dalam estimasi di angka 0,05%-0,17%, lebih tinggi dari bulan sebelumnya. Rilis resmi BPS dihasilkan angka 0,16% secara bulanan dan dan 7,32% secara tahunan. “Selain respons negatif terhadap meningkatnya angka inflasi, pelaku pasar juga merespons negatif rilis neraca perdagangan yang ternyata mengalami defisit lebih lebar sebesar US$1,97 miliar dibandingkan sebelumnya yang masih surplus US$670 juta dan lebih besar dari perkiraan defisit kami,” papar dia.

Masih turunnya nilai tukar Yen dan masih adanya respons negatif terhadap rilis data-data ekonomi Indonesia sebelumnya membawa rupiah kian terperosok. “Apalagi tren laju Euro juga masih melemah setelah tidak banyak rilis indeks manufaktur di Zona Euro yang menguat,” tuturnya.

Adanya anggapan dan penilaian bahwa akan terjadi peningkatan permintaan akan dolar AS karena meningkatnya pembayaran dividen dan impor barang turut memberikan respons negatif. “Apalagi data-data AS yang akan dirilis berhubungan dengan ketenagakerjaan dan diekspektasikan akan bertumbuh sehingga menambah sentimen positif bagi dolar AS,” ungkap dia.

Sebaliknya, penguatan dolar AS tersebut membuat nilai tukar rupiah sulit untuk terapresiasi sehingga terlihat masih melanjutkan pelemahannya. “Pelemahan rupiah juga terimbas negatif dari pergerakan Rupee India yang terdepresiasi setelah timbul penilaian bank sentralnya akan melakukan intervensi pascapenguatan,” ucapnya.

Tidak hanya Rupee, Yuan pun terdepresiasi setelah People’s Bank of China (PBoC) berencana untuk menurunkan reference rate-nya terhadap dolar AS. “Masih melemahnya nilai tukar Euro jelang diadakannya pertemuan European Central Bank (ECB) membuat pergerakan dolar AS mengambil kesempatan untuk terapresiasi. Imbasnya tentu negatif bagi Rupiah yang terlihat melemah,” imbuh Reza. [jin]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*