Perbankan Tidak Cukup Andalkan Profit dan Pasar Modal

shadow

bank adilsiregar 17 www.financeroll.co.id imagesFinanceroll – Kalangan perbankan dinilai tak mungkin hanya mengandalkan laba sebagai sumber utama permodalan.

Tidak cukup kalau hanya dari profit atau dari pasar modal, perlu ada pandangan yang sama dari industri.

Sekretaris Jenderal Perhimpunan Bank-Bank Umum Nasional (Perbanas) dalam seminar nasional yang digelar Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia Jakarta, menilai perbankan nasional membutuhkan cetak biru untuk terus bersaing. Apalagi implementasi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) sudah semakin dekat. Kondisi likuiditas pun masih cenderung ketat.

Kondisi itu pun akan merembet pada kenaikan biaya dana alias cost of fund. Strategi ini harus ditempuh bank untuk menyiasati ketatnya likuiditas. Belum lagi potensi pertumbuhan inflasi yang akan mengerek biaya operasional.

Kalau dari sisi aset untuk menaikkan bunga kredit itu tidak mudah karena bisa jadi non performing loan (NPL). Bank harus terima pengurangan margin.

Masih banyak sumber lain selain laba untuk menambah modal. Hal itu tergantung pada strategi masing-masing bank. Dia juga optimistis return on equity (ROE) perbankan di Tanah Air ke depan relatif baik.

Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sejumlah rasio rentabilitas bank justru terlihat menurun di akhir kuartal I/2014. Pada Maret 20134 ROA bank umum tercatat 3,01%, masih kalah dibandingkan catatan pada Maret 2013 yang mencapai 3,03%. Setahun sebelumnya ROA malah lebih tinggi, 3,05%.

Kondisi serupa juga terjadi pada NIM, di mana pada Maret 2014 hanya mencapai 4,28%, lebih rendah ketimbang periode yang sama 2013 yang tercatat 5,41%.

Rasio beban operasional dan pendapatan operasional (BOPO) pun naik dibandingkan 2013. Pada Maret tahun ini BOPO mencapai 77,34%, sedangkan pada periode yang sama tahun lalu hanya 75,34%.


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*