Perbankan Indonesia Kuat Hadapi Kenaikan Suku Bunga The Fed

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Bank Indonesia (BI) menilai perbankan di Tanah Air masih kuat menghadapi kenaikan suku bunga the Federal Reserve (the Fed). Bank sentral AS tersebut diprediksikan akan menaikan suku bunga atau Fed Fund Rate tahun depan.

“Saya rasa kondisi bank kita baik karena modalnya tinggi,” ujar Deputi Gubernur BI Halim Alamsyah, Kamis (28/8). 

Rasio kecukupan modal (CAR) perbankan nasional secara umum mencapai 19,51 persen pada Agustus. Atau naik dari 18,59 persen pada awal tahun. 

Marjin bunga bersih (NIM) dan rasio kredit bermasalah (NPL) juga masih dalam kondisi yang baik.

Halim mengatakan, perbankan Indonesia hanya perlu memperbaiki intermediasi. Dengan intermediasi yang baik, perbankan dapat ikut menikmati jika kondisi ekonomi membaik.

Menurut dia, selama ini uang yang masuk ke Indonesia sudah cukup besar. BI mencatat sejak Januari aliran dana masuk mencapai Rp 160 triliun. 

Mayoritas dari dana tersebut masuk ke saham dan surat berharga negara (SBN).

Halim mengatakan, tantangannya adalah menjadikan uang tersebut sebagai investasi sehingga dapat mengurangi kemungkinan investasi dalam negeri yang menurun. 

“Kita ingin ada pendalaman pasar agar ada pembiayaan untuk investasi riil,” ujarnya.


Distribusi: Republika Online RSS Feed

Speak Your Mind

*

*