Penyebab Dolar Rp 13.200: Utang Luar Negeri Hingga Kuatnya AS

Jakarta -Presiden Joko Widodo (Jokowi) hari ini memanggil sejumlah pejabat, untuk membahas pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Mereka yang dipanggil di antaranya adalah, Menko Perekonomian Sofyan Djalil, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo, serta Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman Hadad.

Usai pertemuan, Agus Martowardojo menjelaskan sejumlah hal yang didiskusikan bersama Jokowi. Dia menyebutkan, ada sejumlah risiko yang harus diwaspadai yang bisa menyebabkan tekanan terhadap nilai tukar rupiah.

Pertama adalah Utang Luar Negeri (ULN). Data BI menyebutkan ULN Indonesia pada akhir triwulan IV-2014 tercatat sebesar US$ 292,6 miliar. Naik 9,9% dari posisi akhir 2013 sebesar US$ 266,1 miliar.

“Kami mendengarkan pemahaman tentang kondisi utang luar negeri. Kita tahu utang luar negeri ada peningkatan,” kata Agus saat konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (11/3/2015).

Kedua, lanjut Agus, adalah tentang pasar keuangan. “Kalau pasar uang, saat ini memang ada cukup tekanan, yang lebih banyak berasal dari eksternal” ujarnya.

Kondisi eksternal yang menjadi perhatian, tambah Agus, utamanya adalah potensi kenaikan suku bunga acuan oleh bank sentral AS (The Federal Reserves/The Fed). Dengan ekonomi Negeri Paman Sam yang semakin membaik, kenaikan bunga di sana sepertinya sudah di depan mata.Next

(hds/dnl)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*