Penyaluran Kredit Ke Sektor Manufaktur Masih Menjadi Idola Kalangan Perbankan

shadow

sektor manufaktur adilsiregar 7 picturesFinanceroll – Penyaluran kredit ke sektor manufaktur diprediksi masih akan menjadi idola kalangan perbankan di Indonesia pada pemerintahan baru mendatang.

Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia (SPI) yang dipublikasikan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pada Juni 2014, ada 5 sektor produktif yang menerima penyaluran kredit terbanyak.

Adapun, kredit yang disalurkan ke sektor industri pengolahan serta perdagangan besar dan eceran menjadi 2 sektor yang mendominasi portofolio pinjaman.

OJK mencatat dari total kredit yang disalurkan bank umum ke lapangan usaha senilai Rp2.508 triliun, pinjaman ke industri pengolahan menempati porsi sebesar 24,2% atau sebesar Rp607,19 triliun pada Juni 2014.

Sementara, sektor perdagangan besar dan eceran menerima Rp698,88 triliun dana pinjaman atau sebesar 27,8% dari total kredit.

Namun, dalam setahun terakhir, penyaluran kredit ke sektor perdagangan besar dan eceran malah menunjukkan penurunan porsi kredit.

Jika dilihat dari besaran porsi terhadap total kredit, penyaluran pinjaman ke sektor perdagangan turun hingga 40 basis poin (bps) dari 28,2% pada Juni 2013. Sementara, kredit ke industri pengolahan malah melonjak 118 bps dari 23,02% di semester I/2013.

Ekonom Universitas Gadjah Mada mengatakan penyaluran kredit ke sektor manufaktur akan melaju cepat pada pemerintahan Jokowi-JK mendatang.

Sektor manufaktur akan menjadi tumpuan karena nilai tambahnya yang besar dan daya serap tenaga kerjanya juga tinggi.

Sektor pertambangan dan penggalian masih akan tiarap dalam beberapa tahun mendatang.

Sektor mining tetap tiarap. sementara dari segi kredit ke sektor konsumtif, juga akan melaju pada pemerintahan Jokowi-JK.

Penyaluran kredit ke sektor infrastruktur juga ke depannya masih akan menjadi tantangan.

Pasalnya hanya bank-bank tertentu yang memiliki modal kuat untuk masuk ke sektor tersebut. Selain itu, tak banyak juga bank yang memiliki pengalaman mendanai sektor infrastruktur.

Terpisah, Head of Trade Finance and Services Global Transaction Services PT Bank DBS Indonesia mengatakan hingga akhir tahun ini perseroan masih akan berfokus menyalurkan kredit ke sektor agribisnis.

Tahun depan akan fokus ke sektor manufaktur dan otomotif.

Adapun dari laporan keuangan, bank campuran ini mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 22,9% dari Rp32,1 triliun pada Juni 2013 menjadi Rp39,5 triliun di periode yang sama tahun ini.

Sementara itu, Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk Gatot Suwondo mengatakan untuk penyaluran kredit, perseroan telah membidik 8 sektor yang diprediksi prospektif dalam 5 tahun mendatang.

Beberapa sektor tersebut yaitu manufacturing, construction, food and beverages, electricity, engineering, transportation, agriculture, dan chemical.

Kepala Ekonom Bank BNI mengatakan fokus perseroan ke 8 sektor industri tersebut agar kinerja keuangan dapat ditingkatkan.

Selain itu dengan membidik sektor yang memiliki prospek bagus, menjadi strategi Bank BNI untuk menjaga kesehatan kredit.

Karena terjaga dengan baik, maka potensi NPL juga rendah.


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*