Pengusaha: Tidak Masalah Dolar AS Rp 15.000 Asal Stabil

Jakarta -Nilai tukar rupiah yang kian melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menjadi perhatian kalangan dunia usaha. Kalangan pengusaha pulp dan kertas menginginkan nilai tukar rupiah stabil dan tak berubah-ubah.

Wakil Ketua Umum Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia Rusli Tan mengaku tak masalah dolar tembus di level yang cukup tinggi, yaitu di Rp 13.000. Yang jadi perhatiannya kini adalah nilai tukar yang fluktuatif, berubah-ubah dalam rentang lebar dalam kurun waktu tertentu.

“Yang paling bagus adalah bukan idealnya, tapi kalau mau Rp 13.000, ya Rp 13.000 terus jangan berubah-ubah,” kata Rusli ditemui di kantor Kementerian Perekonomian, Lapangan Banteng, Jakarta, Kamis (5/3/2015).

Fenomena naik-turunnya nilai tukar ini menurutnya cukup memukul kalangan dunia usaha terutama para impotir, baik bahan baku maupun barang jadi. Fluktuasi nilai tukar ini menganggu rencana bisnis dan arus kas perusahaan.

“Kalau pedagang itu tidak mau isi stok pas harga tinggi. Sama kayak handphone, dia beli impor dengan dolar sekian. Dia sudah stok, tiba-tiba dua bulan kemudian rupiah naik dolar turun, kan cilaka!” tegasnya.

Dia pun mengaku tak keberatan nilai tukar dolar menguat, tapi dengan catatan stabil dan tidak mudah berubah-ubah.

“Masalahnya bukan di bagusnya. Kalau mau Rp 15.000, biar saja, asal jangan diajak naik turun begini,” kata dia.

Di sektor industri pulp dan kertas, lebih dari 50% bahan baku industri masih didapat dari impor berupa waste paper atau kertas daur ulang yang diproses menjadi produk kertas seperti kardus, kertas koran dan lainnya di dalam negeri. Pengusaha cukup terpukul dengan naiknya nilai tukar dolar terhadap rupiah.

“Impor dari Amerika berupa waste paper lebih dari 50%, itu untuk kertas seperti kardus, koran dan lain-lain. Itu yang kasihan,” katanya.

(zul/ang)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com


Distribusi: finance.detik

Speak Your Mind

*

*