Penguatan IHSG Semata Technical Rebound?

INILAHCOM, Jakarta Dalam sepekan terakhir, laju IHSG mencatatkan kinerja yang positif. Analis menengarai hal itu semata technical rebound di tengah nilai tukar rupiah yang tak kunjung membaik. Seperti apa?

Pada perdagangan sepekan terakhir, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 110,25 poin (2,54%) ke posisi 4.446,2 pada pekan yang berakhir Jumat (28/8/2015) dibandingkan akhir pekan sebelumnya di posisi 4.335,95 per Jumat (21/8/2015).

“IHSG mencoba bergerak positif di pekan kemarin,” kata Reza Priyambada, kepala riset NH Korindo Securities Indonesia (NHKSI) kepada INILAHCOM, di Jakarta, Minggu (30/7/2015).

Lagi-lagi aksi jual kembali marak dan bahkan harapan akan meredanya aksi jual kembali tidak terjadidi awal pekan. “Kepanikan melanda pasar di mana aksi jual semakin meningkat,” ujarnya.

Berbagai berita positif terkait kebijakan makro dan berita update emiten yang dirasa positif dan telah disampaikan dalam WA dan BBM menjadi tidak terlalu diperhatikan dalam kondisi saat ini. “Mindset pelaku pasar yang lebih cenderung untuk jualan, bersih-bersih portofolio, cash is the king, kuras barang, dan lainnya mengalahkan rasionalitas akan kondisi pasar,” ujarnya.

Kondisi dari bursa saham Asia yang kian anjlok pascamerespons pelemahan bursa saham global sebelumnya dan laju rupiah yang mendekati level psikologis 14.000 per dolar AS saat itu, serta belum adanya sentimen positif sebagai pemicupelaku pasar untuk masuk kembali membuat laju IHSG kian terpuruk dalam zona merah.

Penurunan yang terjadi telah menutuputang gap di level 4.270-4.292. “Di tengah pesimisme pelaku pasar akan laju IHSG yang belum menemukan momentum kenaikannya dan harapan akan adanya rebound yang tak kunjung datang, laju IHSG secara tidak terduga mampu mengalami penguatan,” tuturnya.

Bahkan penguatan ini terjadi di mana di hari-hari sebelumnya marak ulasan dan analisis yang menggambarkan seolah-olah pasar saham, obligasi, dan valas terutama laju Rupiah madesu (masa depan suram) dengan berbagai macam alasan dan teori. “Meski menguat namun, kami sempatmenilai hanya sebatas faktor technical rebound di mana pelaku pasar mencoba-coba bottom fishing dengan alasan ambil barang murah di bawah,” ucapnya.

Technical reboundyang tidak terlalu didukung oleh sentimen yang ada. Antara lain, asing yang masih jualan, rupiah yang masih di zona merahnya meski melemah terbatas, hingga masih cenderung variatifnya kondisi pasar saham regional.

Akibatnya, setelah berbalik arah menyentuh level psikologisnya, secara intraday terlihat pergerakan IHSG cenderung mengendur. Laju IHSG kembali mampu menutup akhir perdagangan di zona hijau setelah secara intraday perdagangan cenderung bergerak fluktuatif.

Di satu sisi, sebagian pelaku pasar masih menginginkan adanya kenaikan lanjutan dengan tetap melakukan aksi belinya dan sebagian pelaku pasar lainnya kembali melakukan profit taking setelah memanfaatkan penguatan signifikan IHSG sebelumnya.

Laju bursa saham Asia yang menguat setelah merespons positif laju bursa saham AS sebelumnya memberikan angin segar bagi IHSG yang akhirnya dapat melanjutkan penguatan. “Aksi belipun kembali marak seiring mulai adanya keyakinan dari pelaku pasar akan datangnya perbaikan sentimen ke depannya yang berimbas pada IHSG,” ungkap dia.

Technical rebound yang dibarengi dengan beberapa berita positif seperti akan adanya paket kebijakan stimulus ekonomi dari pemerintah, rencana buyback dari sejumlah emiten BUMN, dan pembebasan visa untuk meningkatkan wisatawan asing hingga imbas laju bursa saham regional mendukung penguatan IHSG lebih kencang.

Meski oleh Menkeu dan Menko Perekonomian tidak dijelaskan detil paket kebijakan tersebut namun, cukup memberikan kepercayaan pada pelaku pasar. “Meskipun, kami masih menyayangkan laju rupiah yang tak kunjung membaik,” imbuhnya. [jin]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*