Pengertian Multiple Time Frame Analysis (bagian 2)

Menggabungkan Ketiga TF
Kombinasi tiga TF untuk menganalisa sebuah pasangan mata uang, diharapkan akan mempermudah Kalian mencari petunjuk entry level yang “terbaik”. Perhatikan tanda kutip yang mengapit kata “terbaik”. Sebenarnya tidak ada level yang terbaik, karena sejatinya kita tidak akan pernah tahu kapan persisnya harga akan berhenti di suatu level. tetapi kita bisa mengusahakan untuk mencari harga yang semurah mungkin apabila ingin buy, atau yang semahal mungkin apabila ingin sell. Jadi, istilah “terbaik” di sini hanya untuk mengupayakan agar kita tidak terlalu cepat atau justru terlambat mengambil keputusan.

Dengan MTFA, analisa yang dilakukan bersifat “top-down”. Artinya Kalian wajib melihat TF yang paling besar dulu, baru kemudian bertahap turun ke TF yang lebih kecil. Sebagai misal, apabila TF Long memperlihatkan uptrend tetapi TF Medium serta TF Short memperlihatkan downtrend, maka Kalian perlu berhati-hati apabila ingin membuka posisi sell.

Ingat “the trend is your friend”. perihal ini, TF Long-lah yang jadi patokan. Maka, sebagai “siasat perang”-nya Kalian sebaiknya menunggu hingga TF yang lebih kecil mengkonfirmasi trend di TF yang lebih besar.

Bagaimana Cara Mempraktekannya ?

misal :

 

Chart di atas adalah EUR/USD di TF H4, sebagai TF Long-nya. Misalnya Kalian ingin memanfaatkan pergerakan dari mid-term trend yang terlihat, yaitu uptrend (perhatikan trendline merah). Sekarang Kalian sudah mendapatkan trend yang Kalian inginkan serta tentunya sudah menetapkan bahwa posisi yang Kalian incar adalah buy.

Selanjutnya, bergeserlah ke TF Medium yaitu TF H1. Kalian akan melihatnya seperti ilustrasi di bawah ini:

Di chart H1, Kalian juga melihat bahwa harga masih bergerak dalam uptrend. Trendline tebal berwarna merah yang berada di bawah adalah trendline yang ditarik di chart H4 tadi. Kalian boleh menarik trendline lagi di chart H1 ini, sebagai accelerating trendline. Pada ilustrasi di atas, Kalian bisa melihatnya sebagai garis putus-putus berwarna merah.

Perhatikan bahwa stochastic serta CCI masih berada dalam kondisi overbought di chart H1. Maka untuk membuka posisi buy, Kalian perlu menunggu hingga keduanya sedikitnya berada dalam kondisi oversold. Akan lebih baik apabila entry level berada sedikitnya di area trendline putus-putus atau di area trendline yang tebal (yang ditarik di chart H4).

apabila misalnya harga telah berada di area trendline, atau stochastic serta CCI telah memperlihatkan indikasi oversold, barulah kemudian Kalian bisa bergeser ke TF yang paling kecil, yaitu TF M15 sebagai TF Short-nya.

ilustrasi di atas merupakan tampilan TF M15 untuk EUR/USD dalam misal kasus kita kali ini. apabila Kalian perhatikan, di TF yang terkecil ini mungkin Kalian tidak akan bisa melihat trend secara jelas. Tak mengapa, karena TF yang terkecil ini perannya bukan lagi untuk melihat trend melainkan mem-filter sinyal entry. Ketika di TF H1 sudah ada indikasi oversold, Kalian tinggal mengkonfirmasinya dengan mencari sinyal buy di TF M15 ini.

apabila sinyal bullish sudah confirmed, Kalian bisa membuka posisi Buy.

Bottom Line
MTFA memang bisa membantu Kalian untuk melakukan transaksi tanpa perlu khawatir terlalu dini atau terlambat masuk atau keluar pasar. Dengan sendirinya, MTFA berpotensi untuk memberikan entry level yang “terbaik” karena informasi yang Kalian peroleh bisa lebih lengkap.

tetapi jangan lupa bahwa tetap dibutuhkan kejelian serta kehati-hatian dalam melakukan metode analisa seperti apa pun. Selain itu, sadarilah bahwa tidak ada satu pun metode analisa yang “bebas cacat”. Sebagai metode trading, MTFA tentu juga memiliki kelemahan, salah satunya adalah waktu yang Kalian perlukan untuk melakukan analisa tentu akan menjadi lebih panjang daripada apabila Kalian menggunakan metode single time-frame analysis.

Kelemahan lain adalah peringatan bagi para pemula, karena seringkali mereka yang mengalami floating loss mencoba untuk mencari “pembenaran” di TF yang lebih tinggi, bahkan sering sampai “kebablasan” misalnya sampai ke TF Daily, padahal ia day trader. Bahkan dalam kaidah MTFA pun, hal ini salah.

misalnya: seorang trader membuka posisi Sell, tetapi ketika harga naik serta floating loss yang dialami membesar, ia bukannya melakukan cut-loss tetapi mencari pembenaran. Di TF MONTHLY masih mentok resistance….” Padahal ia day trader yang seharusnya tak pernah membiarkan posisi terbuka lebih dari sehari. Ini jelas upaya pembenaran yang justru salah.

Intinya, metode apa pun yang Kalian pergunakan, tetaplah miliki trading plan yang baku, termasuk di dalamnya adalah pembatasan resiko.

(Yn)

Speak Your Mind

*

*