Pengangguran AS Diperkirakan Terendah 6 Tahun Ini, Dolar Makin Perkasa


shadow

FINANCEROLL – Akhir pekan ini, pemerintah AS akan mengumumkan angka pengangguran dan jumlah payroll disektor non pertanian. Data nonfarm payroll AS diperkirakan akan mengalami kenaikan 235,000 pekerja pada bulan lalu, setelah naik 248,000 dibulan September. Angka pengangguran AS diperkirakan akan berada diposisi terendah dalam enam tahun ini diangka 5.9 persen pada Oktober.

Sebelumnya, Data domestic AS menunjukkan penurunan jumlah rakyat AS yang dipecat dan mengisi lembar pengangguran pada mingu lalu. Ini menandakan pemulihan ekonomi AS berjalan membaik, menjelang pengumuman data Payroll bulan Oktober  yang akan diumumkan pada Jumat (07/11) waktu setempat.

Jumlah pekerja yang mengisi klaim pengangguran selama minggu kemarin menurun hanya sebesar 278,000 selama sepekan hingga 1 November, dibawah perkiraan pasar sebesar 285,000. Pergerakan rata-rata dalam empat minggu terakhir menunjukkan jumlah pengurangan pekerja terus menurun, terendah dalam 14 tahun ini.

Pelaku pasar telah siap dengan kemungkinan hasil data ekonomi yang lebih positif membuat Dolar AS pun beringsut naik.  Dolar AS terus menunjukkan keperkasaannya atas mata uang besar lainnya, khususnya Euro dan Yen. Pukulan mereka membuat Komoditi seperti Emas dan Minyak ajlok harganya. Sementara itu bursa saham AS juga naik dan berimbas dengan kenaikan indek saham global, seperti di Australia dan Selandia Baru,

Pada akhir pekan ini, Dolar AS diperdagangkan pada 115.22 yen di Tokyo, menjadi catatan kenaikan dalam tiga pekan ini setelah berusaha menggapai posisi terkuatnya dalam tujuh tahun terakhir ini. Terhadap Euro, Dolar AS berada di posisi terkiat dalam dua tahun terakhir ini. Indek Saham S&P/ASX 200 di Sydney naik 0.4 persen bersama dengan Indek NZX 50 Index setelah Indek Standard & Poor’s 500 mencatat hasil positif pun juga Indek Dow Jones. Harga minyak selain terpukul oleh Dolar AS juga terpengaruh sentiment pernyataan OPEC, yang menyatakan permintaan minyak global akan mengalami penurunan.

Euro sendiri jatuh ditengah kenaikan indek saham Eropa setelah pihak Presiden Bank Sentral Eropa, Mario Draghi menegaskan komitmennya untuk tetap melakukan kebijakan stimulus lanjutan, jika kondisi ekonomi zona Euro memerlukan dukungan. Pernyataan Draghi ini mengisyaratkan ECB telah siap dengan menjalankan kebijakan kuantitatif sepenuhnya, setelah mereka memutuskan tetap mempertahankan suku bunga saat ini.

Diakhir pekan ini, Euro diperdagangkan tidak beranjak pada kisaran $1.2377 setelah sebelumnya jatuh 0.9 persen dan merupakan posisi terlemahnya sejak 21 Agustus 2012. Selama seminggu ini, Euro telah turun 1.2 persen dan menjadi pekan yang buruk bagi Euro terhadap Dolar AS sebulan ini.

Seminggu sebelumnya, pihak Bank of Japan secara mengejutkan telah menaikkan jumlah besaran dana untuk merangsang ekonominya guna menghindari deflasi. Yen turun 2.5 persen, tercatat sebagai penurunan terbesar diantara 11 mata uang Asia lainnya. Melemahnya nilai tukar Yen ini menjadi pukulan bagi Won Korea, yang telah anjlok 1.4 persen selama minggu ini.

Melemahnya Yen membuat ekpor Jepang lebih bersaing. Won diperdagangkan  turun 0.6 persen ke 1,094.90 per dolar. Indek KOSPI Seoul naik 0.2 persen. Indek Nikkei 225 Tokyo, belum beranjak dari kisaran 16,935 di bursa Chicago Mercantile Exchange  setelah anjlok 0.7 persen diperdagangan sebelumnya. Pada bursa di Osaka diperdagangkan naik 16,950, naik tajam dari hasil penutupan perdagangan sebelumnya di 16,820. Indek saham S&P sendiri pada Kamis (06/11) berakhir menguat 0.4 persen ke level 2,031.21, sementara indek Dow naik pada 17,554.47.

Harga komoditi minyak mentah turun hingga ke $77.85 per barel, setelah Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC) mempublikasikan proyeksi permintaan minyak global hingga 20 tahun kedepan. Disisi lain, produksi minyak dunia memang mengalami tantangan dengan terjadinya peningkatan seiring kemajuan teknologi. Anggota-anggota OPEC bersaing dengan AS yang memiliki teknologi produksi lebih baik. Tak ayal harga minyak terus tertekan.


Distribusi: Financeroll Indonesia

Speak Your Mind

*

*