Penerbitan Samurai Bond ditunda

JAKARTA. Penerbitan Surat Utang Negara (SUN) valuta asing yen atau samurai bond ditunda. Pemerintah tengah menghadapi kendala administrasi pada penerbitan SUN valas ini.

Direktur Strategis dan Portfolio Utang Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, Schneider Siahaan mengatakan saat ini penerbitan samurai bond tengah menghadapi kendala administrasi perpajakan antar dua negara yakni Jepang dan Indonesia. “Tertunda karena masalah tax issue,” papar Schneider kepada KONTAN, akhir pekan lalu.

Ia menambahkan ada perbedaan besaran pajak antara Jepang dan Indonesia terkait penerbitan suatu SUN valas. “Saya tidak tahu persis bagaimana teknisnya. Yang jelas kira-kira misalkan di Indonesia kena pajak 15% sedangkan di Jepang 20%. Kami sedang mencari solusi agar bisa match,” paparnya.

Menurutnya ini membutuhkan waktu yang tidak sebentar lantaran masalah perpajakan merupakan ruang lingkup administrasi birokrasi antar dua negara. Sehingga, samurai bond yang tadinya dijadwalkan terbit pada semester I-2015 ditunda menjadi semester II-2015.

Schneider berharap kendala administrasi ini bisa rampung secepatnya dan samurai bond bisa melakukan penawaran awal (book building) pada bulan Juli 2015. Adapun ia enggan mengungkapkan target nilai emisi maupun kupon pada penerbitan samurai bond tahun ini.

Global Markets Financial Analyst Manager Bank Internasional Indonesia, Anup Kumar mengatakan penerbitan SUN valas memang punya potensi kendala administrasi mengingat surat utang ini ditujukan bagi investor global. Namun di sisi lain, Kumar memandang bisa saja pemerintah punya alasan lain terkait penundaan samurai bond.

“Pemerintah mungkin melihat permintaan investor terhadap emisi maupun tingkat kupon yang diminta untuk samurai bond tidak sesuai dengan target pemerintah. Sehingga pemerintah mengambil opsi penundaan penerbitan,” tambah Kumar.

Pasalnya, lanjut Kumar, Indonesia sudah berpengalaman menerbitkan samurai bond pada 2009, 2010 dan 2012 silam. Di samping itu pihak lain dalam penerbitan samurai bond ini juga telah berpengalaman dalam penerbitan SUN valas.

Pihak lain tersebut yakni Japan Bank for International Cooperation (JBIC) selaku pemberi garansi emisi serta pihak yang diberi mandat penerbitan yang terdiri dari Mizuho Bank, Nomura, dan SMBC Nikko Securities. “Sehingga dari pengalaman pemerintah Indonesia maupun pihak lain, seharusnya masalah administrasi sudah tidak menjadi kendala,” papar Kumar.

Namun Schneider menampik bahwa penundaan samurai bond ini terkait dengan minimnya permintaan emisi maupun tingkat kupon tinggi yang diminta investor. Karena menurutnya saat ini pemerintah sendiri bahkan belum bisa menyimpulkan seberapa besar permintaan emisi maupun tingginya tingkat kupon yang diminta investor. “Penjajakan kami di Jepang, banyak yang tertarik samurai bond. Tapi kami tidak tahu persis seberapa besar, karena baru akan terlihat saat bookbuilding nanti,” ujar Schneider.

Global Sukuk dan Eurobond semester I

Selain samurai bond, tahun ini pemerintah masih mengagendakan dua penerbitan SUN valas yakni global sukuk yang berdenominasi dollar Amerika Serikat (AS) dan Eurobond dengan denominasi euro yang direncanakan terbit pada semester I ini. “Perkiraan waktunya yang baik adalah akhir Mei sampai bulan Juni ini,” ujar Schneider.

Kumar menambahkan ada kemungkinan nilai emisi pada global sukuk maupun Eurobond diperbesar. Ini masih terkait dengan adanya potensi pemerintah menurukan nilai emisi samurai bond lantaran tidak sesuai harapan.

Lanjutnya, penerbitan global sukuk dan Eurobond tertopang oleh sejumlah kondisi. Pada global sukuk, Kumar meyakini cakupan investor menjadi sangat luas mengingat SUN valas ini juga ditawarkan ke negara-negara timur tengah yang karakteristik investornya sesuai dengan prinsip syariah islam. “Sedangkan Eurobond masih soal dukungan likuiditas yang melimpah akibat quantitative easing Bank Sentral Eropa,” prediksinya.

Editor: Yudho Winarto


Distribusi: Kontan Online

Speak Your Mind

*

*