Penerapan Strategi Averaging

Ringkasnya, strategi averaging adalah trading dengan melakukan OP beberapa kali searah dengan transaksi sebelumnya yaitu bila sebelumnya buy maka selanjutnya buy-buy beberapa kali  atau sell maka selanjutnya sell-sell beberapa kali , dimata uang yang sama. Meskipun terjadi floating minus, namun tetap buy hingga terbentuk profit.

Anda bisa menghitungnya, bila strategi ini akan memerlukan kekuatan yang besar untuk membuka banyak posisi, dan juga menahan arah yang minus tadi.

Cara penerapan Strategi Averaging

misalkan saja anda melihat peluang yang baik di mata uang GBP/USD yaitu akan ada pergerakan naik, lalu anda pasang buy di harga 1.5450 dengan lot terkecil yaitu 0.01 lot dan memasang TP di 1.5470. kemudian ternyata harga tidak naik malah turun, dan order buy kembali di harga 1.5430 lot 0.01 dengan TP 1.5460, pergerakan masih turun lagi diharga 1.5410 dan anda memasang order buy untuk ketiga kalinya dengan lot yang sama 0.01 dan TP di harga 1.5440.

Ternyata yang diharapkan mucul yaitu pergerakan naik dan menyetuk TP diharga 1.5440 , karena harga TP anda sudah terjepret, maka anda menutup kedua posisi yang masih floating tadi dengan manual. dan akhirnya anda memperoleh keuntungan dengan perhitungan seperti ini :

1. OP buy di harga 1.5450 lot 0.01 , anda close di 1.5440 dengan hasil – 1$

2. OP buy di harga 1.5430 lot 0.01, anda close di 1.5440 dengan hasil +1$

3. OP buy di harga 1.5410 lot 0.01, close karna TP tersentuh di 1.5540 dengan hasil +30$

Sehingga bila ditotal dari ketiganya adalah -1$+1$+30$ =30$.

Bagaimana, apakah anda mulai tergiur untuk menggunakan strategi averaging karena strategi ini terlihat profitable ? tunggu dulu, jangan terburu-buru sebelum anda mengetahui resiko dan kelemahannya. Tidak ada gading yang tak retak, dan tidak ada strategi yang selalu profitable. Tapi tentunya bila strategi averaging ini dilakukan dengan hati-hati dan disiplin, strategi ini pastilah menguntungkan.

Dalam penggunaanya, ada trader yang menggunakan bantuan dari indikator forex, ada juga yang tanpa menggunakan bantuan indikator, hanya dengan pengamatan dan perhitungan sendiri. Hanya saja biasanya yang tidak memakai indikator, apabila dia melakukan averaging dan ternyata arah pergerakan belum kembali sesuai harapan, trader justru menambah posisi, sehingga dikawatirkan akan banyak posisi yang loss dan terkena margin call.

Apakah ada profesional trader yang menggunakan strategi ini ? tentu saja ada, karena bila trader tersebut sudah terlatih, maka dia tidak akan kawatir mengenai pergerakan harganya, karna sudah bisa memprediksikan. Juga lembaga seperti bank juga menggunakan strategi averaging. Bank menggunakan teknik averaging ini untuk mendapatkan bunganya, jadi dia selalu melakukan transaksi buy. Jadi bank menerima bunga/swap untuk posisi menginap tersebut, meskipun dia menahan banyak nilai minus.

Averaging dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu averaging up dan averaging down, apa perbedaannya ?

-averaging up yaitu melakukan pembelian forex dalam rentang interval harga tertentu apabila harga mata uang itu turun.

-averaging down yaitu menunggu sampai harga forex turun hingga mencapai dasarnya, kemudian baru Anda melakukan pembelian

strategi averaging down ini termasuk strategi yang extreme karena anda harus mengeluarkan uang secara terus-menerus meskipun anda tidak tahu sampai kapan itu akan tetap berlangsung. Juga diperlukan perhatian yang banyak dan disiplin dalam menggunakan transaksi beli ini.

Karena memerlukan perhatian yang extra juga, strategi ini sangat menguras tenaga dan emosi, apabila dilakukan dalam jangka waktu pendek mungkin masih bisa dilakukan, namun bila ternyata trend turun masih panjang, maka pertahanan emosi juga bisa ikut terbobol, dan anda akan mulai ragu untuk meneruskannya. Kekawatiran karena trend turun tetap berlangsung, dan kekawatiran  yang disebabkan tidak tahu sampai di mana nantinya , itulah yang seringkali menyebabkan trader memutuskan untuk mengakhiri averaging down, dan mengalami kekalahan fatal.

Waktu yang baik untuk melakukan strategi averaging down ini adalah di saat harga sedang bullish atau sideway, karena dalam waktu seperti itu pergerakan harga cenderung turun terbatas, sehingga di saat seperti itu sangat efektif bila melakukan strategi averaging down.

Lain dengan strategi averaging up yang terasa lebih baik daripada averaging down tadi. untuk averaging up trader menunggu harga hingga di titik terendah, baru setelah itu membelinya. Hanya saja, kapan harga terendah itu muncul ? itulah yang kita tidak tahu, kapan itu terjadi. Karena kita bisa saja terkecoh oleh grafik yang terpampang, yang menurut penilaian kita itu sudah harga terendah, namun ternyata diikuti oleh trend turun yang terus -menerus. Atau karena kita terlalu hati-hati untuk memasuki pasar, kita kelewatan dari harga yang seharusnya kita masuki, dan ternyata rebound sudah terjadi.

Dari perbandingan diatas, terlihat lebih mudah dilakukan averaging up daripada averaging down secara psikologis. Hal ini disebabkan oleh averaging up yang masih bisa menahan pasar di saat bearish. Jadi saat pasar mata uang turun dan Anda masih punya cash, Anda tidak perlu menjual mata uang yang di miliki, dan menunggu saat tepat untuk masuk kembali dan melakukan pembelian di harga terendah.

Melakukan averaging ini sangat mempengaruhi emosi, bila tidak tahan, maka kita ingin terus-menerus melakukan open posisi. Jadi lebih baik bila kita batasi diri dalam down hanya samapai 3 kali saja, bila ingin lebih , sebaiknya di urungkan niatnya. dan bila ternyata harga terus bergerak turun maka diamkan saja, baru setelah sampai dasar harga melakukan averaging up.(yn)

Speak Your Mind

*

*