Pelemahan Rupiah Tembus Berbagai Call Center

INILAHCOM, Jakarta Dalam sepekan terakhir nilai tukar rupiah rontok 116 poin seiring imbas negatif pelemahan yuan yang menandai perlambatan ekonomi Tiongkok. Mata uang garuda pun seakan terus menembus berbagai nomor call center. Seperti apa?

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) yang dilansir Bank Indonesia, dalam sepekan terakhir, nilai tukar rupiah melemah 116 poin (0,83%) ke posisi 14.011 pada pekan yang berakhir Jumat (28/8/2015) dibandingkan akhir pekan sebelumnya di angka 13.895 pada Jumat (21/8/2015).

Sepanjang pekan, rupiah mencapai level terlemahnya di angka 14.128 yang terjadi pada Kamis (27/8/2015). “Meski di akhir pekan menguat, laju rupiah masih tercatat melemah,” kata Reza Priyambada, kepala riset NH Korindo Securities Indonesia (NHKSI) kepada INILAHCOM, di Jakarta, Minggu (30/7/2015).

Tekanan negatif datang dari kembali melemahnya laju Yuan seiring dengan meningkatnya kekhawatiran akan kian melambatnya ekonomi Tiongkok. Kondisi itu akan berimbas pada negara-negara Asia lainnya dan kemungkinan akan menginveksi global. “Semua itu memberikan sentimen negatif pada pelaku pasar,” ujarnya.

Belum adanya sentimen positif yang dapat dijadikan amunisi bagi Rupiah untuk menguat membuat lajunya terus melemah. “Hopeless pada laju rupiah yang belum juga menemukan momentum perbaikan masih terjadi,” ucapnya.

Pelaku pasar tampak masih less confidence. Mode on terhadap pergerakan rupiah yang tak kunjung membaik. “Apalagi jika ditambah dengan ulasan negatif terkait rupiah yang menjadi korban atas currency war yang terjadi saat ini,” tuturnya.

Sebagai korban, rupiah kian memperlihatkan posisi dan pondasi yang mudah goyah, labil, dan kurang kuat menahan sentimen negatif. “Laju yuan yang melemah terhadap dolar AS turut berimbas negatif pada laju rupiah,” papar dia.

Kondisi yang ada dan sentimen di pasar memang belum menunjukan adanya perbaikan sehingga terefleksi pada pergerakan rupiah. “Masih melemahnya sejumlah mata uang Asia yang dimotori oleh Yuan turut berimbas pada rupiah yang juga diiringi adanya anggapan membaiknya data perumahan AS cukup mendukung kenaikan Fed rate,” tambah Reza.

Laju rupiah pun tak ubahnya seperti nomor call center dan bahkan telah melewati banyak nomor call center, (14000-Bank Mandiri, 14005-Bukopin, 14008-UOB, 14017-BRI, 14022-KFC, 14041-CIMB Niaga, 14045-McD, 14049-Bank BJB, 14080-Walls, dan 14099-Solaria).

Reza menegaskan, laju rupiah belum juga beranjak dari zona merah meski laju IHSG mulai membaik. Tampaknya penguatan laju dolar AS masih menahan laju rupiah untuk dapat berbalik positif. “Padahal di pasar spot, laju dolar AS cenderung tertahan seiring belum akan dinaikannya Fed rate pada September,” tuturnya.

Meski sudah ada himbauan dari Bank Indonesia (BI) kepada para pelaku usaha untuk melepas dolar AS-nya, tampaknya belum adanya realisasi secara menyeluruh membuat kebijakan tersebut tidak banyak berlaku ke pergerakan rupiah.

Laju rupiah terus bergerak ke bawah dan di bawah target support14.015. Arah berikutnya, rupiah berpeluang melaju dalam kisaran support-resisten 14.215-13.975mengacu pada kurs tengah Bank Indonesia (BI).[jin]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*