Pelemahan Rupiah Persempit Gerak Pasar Obligasi

INILAHCOM, Jakarta Laju pasar obligasi kembali alami pelemahan seiring pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Seperti apa?

Reza Priyambada, kepala riset NH Korindo Securities Indonesia (NHKSI) mengatakan, pelemahan pada nilai tukar rupiah kembali mengganggu laju pasar obligasi yang kembali mengalami pelemahan setelah bergerak menguat tipis sehari sebelumnya.

“Pelemahan laju rupiah memberikan ruang sempit bagi pasar obligasi untuk dapat bergerak menguat,” katanya kepada INILAHCOM, di Jakarta, Rabu (21/10/2015).

Kembali berlanjutnya penguatan yield di sejumlah negara turut memberikan imbas negatif sehingga sebagian pelaku pasar masih melakukan aksi jual.”Apalagi penguatan yield tersebut seiring dengan penguatan laju indeks dolar AS sehingga makin memberikan sentimen negatif,” ujarnya.

Mayoritas harga obligasi mengalami penurunanyang terefleksi pada naiknya yield semuatenor. Pada obligasi pemerintah, laju yield cenderung mengalami kenaikandimana tenor jangka pendekkali ini memimpin kenaikan.

Pergerakanyielduntuk masing-masing tenor rata-rata ialahuntukpendek (1-4 tahun) rata-rata mengalami kenaikan yield 4,33 bps;tenor menengah (5-7 tahun) naiksebesar 2,91bps; dan panjang (8-30 tahun) naik2,55 bps.

Pada FR0070 yang memiliki waktu jatuh tempo 9tahun dengan harga 98,01% dan yield 8,71% atau turun 9,64 bps dari sehari sebelumnya di harga 98,58% dan yield 8,63%. Untuk FR0071 yang memiliki waktu jatuh tempo 14 tahundengan harga 99,94% dan yield 9,01% atau naik 15,35 bps dari sehari sebelumnya di harga 101,13% dan yield 8,85%.

Sementara pada laju obligasi korporasi, memperlihatkan yield yang masihkembali naik seiring masih adanya tekanan jual pada beberapa seri obligasi korporasi. Untuk yield pada rating BBB dengan tenor 9-10 tahun naikke kisaran 14,88%-14,74% dan pada rating AA naik di kisaran 10,70%-11,75%. [jin]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*