Pelemahan Mata Uang, Indonesia Bukan Terparah

INILAHCOM, Jakarta – Menko Bidang Perekonomian Sofjan Djalil memastikan tekanan yang terjadi terhadap mata uang nasional rupiah tidak hanya berdampak khusus ke Indonesia, melainkan semua mata uang di dunia. Rupiah telah terperosok ke level Rp12.900 per US$.

Sofjan menambahkan, melemahnya rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) murni kondisi eksternal. Bahkan, papar dia, besaran nilai tukar itu dinilai masih dalam kondisi wajar bila berkaca dari depresiasi mata uang negara lain terhadap dollar AS.

“Perkembangan mata uang rupiah tahun ini depresiasi masih 4%. Kalau negara lain misal yen (mata uang Jepang) itu mencapai 15%. Bahkan ringgit (mata uang Malaysia) 6%,” ujar dia di Jakarta, Selasa (16/12/2014).

Menurut dia, kondisi yang terjadi di luar kontrol pemerintah dan dampak yang ditimbulkan sebisa mungkin diperbaiki secara serius.

“Ini di luar kontrol, akibat ekspektasi apa yang terjadi di AS. Ada yang bisa dilakukan dan ada yang tidak banyak dilakukan pemerintah,” terang dia.

Pihaknya mengungkapkan tekanan terhadap rupiah belum terlihat dari sisi internal. Sepanjang pemerintahan kabinet Presiden Joko Widodo berjalan, ia mengklaim kondisi perpolitikan sangat apik.

“Kondisi internal bagus. Politik yang terbagus. Presiden baru dua bulan, popularitasnya bagus, kabinetnya benar-benar kabinet kerja,” kata dia. [aji]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*