Pelaku Pasar Wait & See Terhadap Rilis Inflasi BPS

INILAHCOM, Jakarta – Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa (01/09/2015) pagi bergerak melemah tipis lima poin menjadi Rp14.072 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp14.067 per dolar AS. Itu membuat pelaku pasar uang sedang bersikap ‘wait and see’ terhadap rilis data inflasi yang akan dipublikasikan Badan Pusat Statistik, Selasa (01/09/2015) seraya melepas sebagian aset rupiahnya sehingga membuat laju nilai tukar domestik kembali berada di area negatif.

Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada di Jakarta, Selasa (01/09/2015) menegaskan saat inflasi mencatatkan hasil yang rendah maka potensi nilai tukar rupiah kembali bergerak ke area positif akan terbuka, namun saat sebaliknya maka penguatan dolar AS akan semakin tinggi terhadap mata uang domestik.

“Diharapkan pelaku pasar uang waspada akan adanya pelemahan lanjutan terutama jika pengumuman data inflasi tidak sesuai dengan perkiraan pelaku pasar,” jelas dia.

Reza menambahkan bahwa rupiah juga masih dibayangi oleh proyeksi data manufaktur global yang akan diumumkan pada pekan ini yang diperkirakan mengalami pelambatan. Situasi itu dapat menjadi sinyal negatif bagi mayoritas mata uang negara berkembang dan berpotensi reaksi pelaku pasar untuk kembali beralih pada mata uang yang dinilai ‘safe haven’ seperti dolar AS.

Analis riset Mandiri Sekuritas Leo Rinaldy menambahkan bahwa angka inflasi Agustus diperkirakan sebesar 0,63 persen atau lebih rendah dibandingkan bulan Juli yang sebesar 0,93 persen. Namun, inflasi secara tahunan diperkirakan akan naik menjadi 7,43 persen dari 7,26 persen.

“Dengan inflasi secara tahunan yang naik itu kami meyakini BI tidak mengubah BI rate 7,5 persen, itu juga karena adanya risiko eksternal,” kata dia. [tar]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*