Pelaku Pasar Gandrung Transaksikan Dolar AS

INILAHCOM, Jakarta-Dalam sepekan terakhir, nilai tukar rupiah lumpuh terhadap dolar AS. Mata uang paman sam itu perkasa karena pasar yang gandrung mentransaksikannya. Seperti apa?

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) yang dilansir Bank Indonesia (BI), dalam sepekan terakhir, nilai tukar rupiah melemah 77 poin (0,58%) ke posisi 13.288 pada pekan yang berakhir Jumat (5/6/2015) dibandingkan akhir peka lalu di level 13.211 pada Jumat (29/5/2015).

“Lemahnya nilai tukar euro beri imbas positif bagi dolar AS.Rupiah pun jebol dari target support 13.285,” kata Reza Priyambada, kepala riset NH Korindo Securities Indonesia (NHKSI) kepada INILAHCOM di Jakarta, Minggu (7/6/2015).

Sempat mengalami kenaikan setelah meresponsdata-data AS yang kurang begitu baik, laju rupiah berakhir di zona merah dengan melanjutkan pelemahannya. Rilis peningkatan angka klaim pengangguran AS yang dibarengi dengan turunnnya estimasi GDP growth ratekuartalII, chicago PMI, dan michigan consumer sentiment seharusnya menjadi sentimen negatif bagi dolar AS.

Akan tetapi, sentimen tersebut juga diimbangi dengan masih berlanjutnya pelemahan laju Euro sehingga pelaku pasar pun masih ada yang mentransaksikan dolar AS. “Akibatnya rupiah pun masih terkena imbas negatifnya,” ujarnya.”Laju rupiah berjalansesuai dengan estimasi sebelumnya.”

Di hari berikutnya, di tengah maraknya aksi jual pada IHSG, laju rupiah mampu berbalik melenggang di zona hijau. “Padahal laju dolar AS sedang menguat jika dibandingkan laju Euro,” ucapnya.

Haya saja, penguatan laju dolar AS tersebut dapat diimbangi oleh kenaikan laju dolar Australia setelah merespons kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB) Australia kuartalan dan menguatnya yuan setelah merespons naiknya HSBC China services PMI.”Laju rupiah pun dapat melaju melampaui estimasi kami,” timpal dia.

Harapan terhadap laju rupiah untuk dapat bergerak melanjutkan laju positifnya kian hilang dengan berbalik melemahnya rupiah tersebut. “Penguatan won setelah meresponskenaikan GDP Korea Selatan tidak mampu memberikan sentimen positif karena diimbangi dengan berbalik melemahnya dolar Austalia setelah rilis meningkatnya defisit neraca perdagangannya,” papar dia.

Tidak ketinggalan, kenaikan tipis ADP employment changedan berkurangnya defisitbalance of tradeberimbas pada masih menguatnya laju dolar AS. “Akibatnya tentu membuat laju rupiah tertahan penguatannya dan cenderung melemah seperti yang kami ulas sebelumnya,” ucapnya.

Dalam sepekan ke depan, rupiah berpeluang melaju dalam kisaran support-resisten 13.360-13.245jika mengacu pada kurs tengah BI.[jin]


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*