INILAHCOM, Jakarta – Kondisi pasar saham global dan kawasan kurang kondusif. Begitu juga dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal III – 2015 yang di bawah ekspektasi. Semua itu, memicu aksi ambil untung pelaku pasar pada perdagangan kemarin.
Analis First Asia Capital David Suyanto mengatakan, akibatnya IHSG setelah menguat selama tiga hari perdagangan kemarin akhirnya tutup koreksi 35,332 poin (0,76%) di 4577,233.
“Sepanjang Sembilan bulan pertama tahun ini pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya 4,7% melambat dibandingkan periode yang sama 2014 sebesar 5,03% (yoy), ” kata dia di Jakarta, Jumat (6/11/2015).
Kamis (5/11/2015) kemarin Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan angka pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal tiga (3Q15) yang hanya mencapai 4,73% (yoy) di bawah perkiraan sejumlah ekonom sebelumnya sebesar 4,8% dan perkiraan BI 4,85%.
Namun angka pertumbuhan ekonomi 3Q15 tersebut di atas kuartal I dan kuartal II tahun ini masing-masing 4,72% dan 4,67%.
Sedangkan sentimen negatif eksternal terutama dipicu rencana The Fed menaikkan tingkat bunganya Desember mendatang. Indeks The MSCI Emerging Markets kemarin koreksi 0,5%
Sementara Wall Street tadi malam bergerak fluktuatif dalam rentang konsolidasi ditutup tipis di teritori negatif. Indeks DJIA dan S&P masing-masing koreksi 0,02% dan 0,11% di 17863,43 dan 2099,93. Harga minyak mentah kembali turun 2,16% di USD45,32/barel.
Pasar di Wall Street tengah menanti data tenaga kerja akhir pekan ini yang menjadi indikasi kenaikan tingkat bunga The Fed akhir tahun ini. Penurunan harga minyak mentah terutama dipicu kenaikan suplai minyak di AS dan dolar AS dan menekan kembali harga saham sektor energi.
Selain itu ia perkirakan, pada perdagangan akhir pekan ini, IHSG diperkirakan bergerak bervariasi berpeluang rebound terbatas. IHSG diperkirakan bergerak di kisaran 4560 hingga 4620.
Saham pilihan yang direkomendasikan TLKM, BBCA, PTBA, PTPP, ADHI, LSIP, SGRO, SMGR, RALS dan MPPA. [jin]
—
Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal
Speak Your Mind