PDB Indonesia Katalis Penguatan Rupiah

PDB Indonesia Katalis Penguatan Rupiah

INILAH.COM, Jakarta – Dalam sepekan terakhir, nilai tukar rupiah menguat 0,40%. Rilis data Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pekan ini jadi katalisnya.

Berdasrkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), dalam sepekan terakhir rupiah menguat 50 poin (0,40%) ke posisi 12.176,00 per 7 February 2014 dibandingkan akhir pekan sebelumnya 12.226 pada 30 Januari 2014.

Reza Priyambada, kepala riset Trust Securities mengatakan, laju nilai tukar rupiah berbalik ke zona hijau sepanjang pekan terakhir. “Rilis pelemahan data manufaktur China di akhir pekan sebelumnya dan di awal pekan kemarin memberikan sentimen negatif bagi laju pergerakan sejumlah mata uang emerging market, termasuk rupiah yang masih dalam pelemahannya meski terbatas,” katanya kepada INILAH.COM, di Jakarta, Minggu (9/2/2013).

Laju poudsterling dan Won yang terdepresiasi terimbas rilis perlambatan kegiatan manufaktur di Inggris dan China serta masih adanya imbas tappering off The Fed turut melemahkan laju rupiah. “Akan tetapi, hal itu dapat diimbangi oleh rilis surplusnya neraca perdagangan Indonesia senilai USD1,52B dan rilis inflasi 1,07% secara bulanan,” ujarnya.

Data dalam negeri itu, kata dia, masih dianggap wajar karena secara historis memang ada kenaikan di bulan Januari. “Laju rupiah dapat terapresiasi tipis meski laju euro dan yuan China berbalik turun seiring kabar yang beredar bahwa ECB kemungkinan akan menambah stimulus untuk menumbuhkan perekonomian Zona Euro,” papar dia.

Sementara itu, keputusan RBA yang mempertahankan RBA rate di level 2,5% membuat mata uang dolar Australa terapresiasi dan naiknya beberapa mata uang emerging market pasca pernyataan Presiden Brazil, Roussef, yang berkomitmen menurunkan harga untuk meredam tingginya inflasi turut berimbas pada laju rupiah. “Akibatnya, pelemahan piah rupun dapat tertahan,” ungkap dia.

Laju rupiah masih melanjutkan apresiasinya pasca dirilisnya data Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. PDB 2013 tumbuh sebesar 5,78% dibandingkan tahun 2012 sebesar 5,62%. Sementara konsensus 5,3%.

Pelaku pasar juga merespon positif kenaikan PDB per kapita tahun 2013 mencapai Rp36,5 juta dibandingkan PDB per kapita 2012 yang mencapai Rp33,5 juta. Padahal, terdapat sentimen negatif di mana laju euro melemah pasca dirilis pelemahan penjualan ritel zona Euro.

Sentimen positif juga datang dari serapan lelang SUN yang mencapai Rp15 triliun dari target indikatif Rp10 triliun. Apresiasinya rupiah juga terbantukan dengan penguatan euro setelah European Central Bank (ECB) akhirnya memutuskan untuk menahan diri dari rencana penambahan stimulus dan kabar positif dari BoJ yang berencana memperluas pemberian stimulus moneter lebih lanjut.

Begitupun dengan kabar dari BI yang berencana tetap akan melakukan kebijakan moneter, dengan suku bunga acuan yang ketat turut disambut positif. “Laju rupiah bertahan di atas support 12.276 per dolar AS,” imbuhnya. [jin]


Sumber: http://www.inilah.com/rss/feed/pasarmodal/

Speak Your Mind

*

*