PDB China Tahun 2016 Berpotensi Tanpa Kejutan

INILAHCOM, Beijing – China sebagai negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia berpotensi mengalami pertumbuhan ekonomi 6,7 persen pada kuartal keempat 2016.

Pertumbuhan dengan tren kecepatan yang sama seperti kuartal sebelumnya. Demikian hasil jajak pendapat dari 42 ekonom yang disurvei reuters seperti mengutip cnbc.com.

Pertumbuhan ekonomi Negeri Tirai Bambu ini berasal dari kontribusi sektor perumahan dan sektor manufaktur. Walaupun dengan pertumbuhan yang lambat dalam industri yang kian berat,” kata ekonom di Moody Analytics dalam catatan mingguan.

Hasil survei terhadap para ekonom tersebut sejalan dengan perkiraan Kepala Badan Perencanaan Negara dalam pemerintah China. Dia mengatakan pada 10 Januari tentang potensi pertumbuhan ekonomi sekitar 6,7 persen untuk tahun 2016.

Pertumbuhan ini akan menjadi tren paling lambat dalam sejarah pertumbuhan ekonomi China dalam 26 tahun terakhir. Tetapi tetap memberikan peluang bagi Beijing untuk menjangkau tujuan jangka panjang dengan t PDB dan pendapatan perkapita naik dua kali lipa pada 2020 dari catatan tahun 2010.

“PDB China ini sangat stabil dengan sedikit penyimpangan dari konsensus. Namun bukan menjadi penghalang dalam mencapai target kenaikan PDB jangka panjang,” kata ekonom  Mizuho Bank, Vishnu Varathan dan Chang Wei Liang.

Varathan dan Chang merekomendasikan supaya investor mencatat perbedaan antara GDP nominal dan GDP riil. Pertumbuhan nominal hanya mulai menyalip pertumbuhan riil pada tahun 2016. Hal ini merupakan prasyarat kunci untuk tumbuh keluar dari utang.

“Data-pengamat juga akan tetap menutup mata, apakah investasi aset tetap, proxy untuk konstruksi dan infrastruktur belanja, telah melihat sebuah bottoming, karena pertumbuhan stabil,” lanjutnya.

China akan mengumumkan target pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah untuk 2017 menjadi sekitar 6,5 persen, dari jarak tahun lalu 6,5 untuk 6,7 persen. Demikian mengutip orang yang akrab dengan masalah tersebut.

Pada tahun lalu, pembuat kebijakan China berjuang untuk menstabilkan perekonomian. Caranya dengan menerapkan reformasi yang menyakitkan untuk memotong kelebihan kapasitas industri, berkembang tingkat utang dan pasar properti yang panas.

Sementara bursa saham Asia menjelang sesi siang bergerak variatif. Indeks bergerak dengan merespon data laporan laba kuartal keempat tahun 2016. Indeks Nikkei naik 0,4 persen, ASX naik 0,3 persen, indeks Shanghai turun 0,2 persen, indeks Hang Seng turun 0,3 persen.

 


Distribusi: Inilah.com – Pasarmodal

Speak Your Mind

*

*